Kasus serupa juga terjadi di Irlandia pada September 2023, ketika seorang remaja bernama Sarah Mescall meninggal dunia setelah diduga mengikuti tren chroming. Dia pingsan dan akhirnya meninggal setelah mengalami koma.
3. Anak laki-laki berusia 11 tahun di Inggris
Kasus lainnya terjadi pada Maret 2024, di mana seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di Inggris meninggal dunia setelah mencoba tren ini dalam sebuah pesta bersama teman-temannya. Keluarganya berusaha agar TikTok ditutup untuk mencegah lebih banyak korban.
Selain kematian, beberapa korban berhasil selamat namun mengalami dampak kesehatan yang serius. Seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Inggris harus dilarikan ke rumah sakit setelah menghirup lima hingga enam kaleng deodoran.
Meski akhirnya sembuh, ia mengalami berbagai gejala serius, seperti pusing, jantung berdebar, hingga muntah berkepanjangan.
Tanggapan TikTok terhadap Tren Chroming
TikTok telah berusaha menangani penyebaran tren berbahaya ini dengan menghapus konten yang terkait dengan chroming. Mereka menyatakan bahwa konten semacam ini dilarang di platform dan akan dihapus jika ditemukan.
Orang tua pun diimbau agar mengawasi anak-anak saat menggunakan media sosial. Para remaha perlu diberikan edukasi dan diawasi secara ketat agar tidak terpancing dengan tren-tren berbahaya yang viral.
Demikianlah ulasan tentang tren TikTok chroming, mulai dari pengertian, dampak buruknya, hingga korban meninggal. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Baca Juga: Ikut Tren Berbahaya di Tiktok, Anak 12 Tahun Nyaris Kehilangan Nyawa gara-gara Deodoran