"Dengan fluktuasi yang sedang berlangsung dalam kebijakan tarif, Apple kemungkinan bakal mengalihkan produksi untuk produk AS ke India demi mengurangi risiko di masa depan," ungkapnya.
Sementara itu, China masih menjadi negara utama untuk produksi iPhone yang dikirim ke AS. Tapi Canalys menyatakan kalau produksi iPhone di India mulai meningkat jelang akhir kuartal.
Penjualan produk Apple merosot di China
Apple mengumumkan pendapatan perusahaan sebesar 95,4 miliar Dolar AS atau Rp 1.575 triliun selama kuartal terakhir. Keuntungan ini didorong oleh penjualan iPhone dengan laba sebesar 24,8 miliar Dolar AS (Rp 409,6 triliun) di kuartal tersebut.
Analis dari firma riset CFRA Research, Angelo Zino menyatakan kalau Apple mengalami pertumbuhan kuat di Amerika Serikat dan Jepang. Ia beralasan kalau peningkatan ini terjadi berkat naiknya pesanan untuk mengatasi tarif Trump.
Hanya saja pendapatan Apple di China turun 3 persen di kuartal tersebut.
"Pendapatan China turun 3 persen, tetapi harapannya adalah pertumbuhan karena subsidi diberlakukan untuk membantu merangsang permintaan di wilayah tersebut," beber dia.
Saham Apple turun lebih dari 3 persen dalam perdagangan setelah perusahaan mengumumkan laporan pendapatan kuartal.
Baca Juga: Apple Kalah, Game Fortnite Akhirnya Segera Kembali ke iPhone