Harga iPhone Bisa Makin Mahal Gegara Donald Trump

Dicky Prastya Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 21:48 WIB
Harga iPhone Bisa Makin Mahal Gegara Donald Trump
Tampilan iPhone 16 website di iBox [Suara.com/iBox]

"Tarif 80 persen untuk China tampaknya tepat! Terserah Scott Bessent (Menteri Keuangan AS)," tulis Trump di akun media sosialnya.

Untuk diketahui, Pejabat tinggi AS diperkirakan akan bertemu dengan delegasi China pada akhir pekan ini di Swiss. Pertemuan ini merupakan yang pertama kali setelah perang dagang tercetus yang dimulai dari provokasi tarif oleh Trump.

Dua perwakilan perdagangan senior Amerika Serikat, Bessent dan Jamieson Greer, akan bertemu dengan mitra mereka dari China dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di Jenewa akhir pekan ini.

Pertemuan ini merupakan dialog paling senior yang diketahui antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar AS atas dampak tarif terhadap harga dan pasokan barang-barang konsumen.

Konflik dagang antara Amerika Serikat dan China telah memasuki babak baru sejak Presiden Trump memberlakukan tarif yang ia sebut sebagai hari pembebasan pada 2 April lalu.

Langkah tersebut segera dibalas oleh Tiongkok dengan menerapkan tarifnya sendiri, sebuah tindakan yang dianggap Trump sebagai bentuk kurangnya rasa hormat.

Sejak saat itu, tarif antar kedua negara terus meningkat secara signifikan, dengan tarif AS terhadap barang-barang China kini mencapai 145 persen, sementara Tiongkok menerapkan tarif sebesar 125 persen terhadap produk dari AS.

Dampak dari ketegangan ini mulai terlihat pada data perdagangan. Meskipun total ekspor China melampaui ekspektasi pada bulan April, perdagangan dengan AS justru mengalami penurunan tajam.

Data resmi menunjukkan bahwa ekspor China ke AS, salah satu mitra dagang utamanya, turun sebesar 17,6 persen pada bulan tersebut.

Baca Juga: Tiba di Riyadh, Presiden Donald Trump Disambut 21 Kali Tembakan Meriam

Namun secara keseluruhan, ekspor China naik 8,1 persen secara tahunan, mengungguli perkiraan para analis yang hanya memperkirakan pertumbuhan 2 persen.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI