Fenomena aphelion 2025 ini hanyalah bagian dari siklus tahunan orbit Bumi yang sudah terjadi sejak miliaran tahun lalu.
Dampak Fenomena Aphelion
Fenomena aphelion 2025 juga menjadi pengingat bahwa orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, melainkan elips.
Jarak yang lebih jauh ini membuat kecepatan Bumi mengelilingi Matahari sedikit melambat dibandingkan saat perihelion sedang terjadi.
Meski begitu, fenomena aphelion 2025 tidak mempengaruhi panjang hari secara signifikan karena perbedaan waktunya yang sangat kecil.
Secara ilmiah, aphelion menjadi salah satu bukti hukum gravitasi dan gerak planet yang dijelaskan oleh Johannes Kepler dalam hukum-hukum Kepler.
Cuaca Ekstrem yang Terjadi di Indonesia Selama Juli 2025
Telah dipastikan jika fenomena aphelion 2025 tidak memiliki kaitan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia, para ilmuwan menduga bahwa Monsun Australia menjadi penyebab hal ini terjadi.
Monsun Australia yang semestinya membawa udara kering malah melemah, menyebabkan fase peralihan ke musim kemarau berjalan tidak normal.
Baca Juga: Siap Hadapi Musim Hujan, Ini 5 Motor Tahan Banting dan Harga Terjangkau untuk Terjang Banjir
Faktor skala atmosfer seperti gelombang MaddenJulian (MJO) dan gelombang Rossby meningkatkan instabilitas udara yang kemudian memicu terjadinya hujan lebat di beberapa daerah.
Sering kali dikaitkan dengan perubahan cuaca ekstrem hingga suhu yang jauh lebih dingin, fenomena aphelion 2025 tidak memberikan dampak berbahaya apapun terjadap cuaca, suhu dan kehidupan di Bumi.