Hal ini memunculkan teori akhir zaman lainnya, seperti "Big Rip", di mana energi gelap menjadi begitu kuat hingga merobek segalanya, bahkan atom sekalipun.
Ada pula teori "Big Freeze" atau "Kematian Panas", di mana alam semesta terus mengembang selamanya hingga menjadi sangat dingin, gelap, dan kosong karena semua bintang telah mati.
Apakah Big Crunch Masih Mungkin Terjadi?

Meskipun data saat ini lebih mendukung skenario Big Freeze, kemungkinan Big Crunch belum sepenuhnya tertutup. Nasib akhir alam semesta sangat bergantung pada sifat energi gelap yang masih misterius.
Jika di masa depan ternyata kekuatan energi gelap melemah atau berubah, gaya gravitasi bisa kembali dominan.
"Jika energi gelap surut seiring waktu, yang sekarang tampaknya masuk akal, alam semesta suatu hari nanti bisa berhenti mengembang dan kemudian akhirnya runtuh dengan sendirinya dalam apa yang disebut 'Big Crunch'," kata Mustapha Ishak-Boushaki, seorang kosmolog di University of Texas.
Beberapa ilmuwan bahkan berspekulasi tentang model alam semesta siklik yang disebut "Big Bounce". Dalam teori ini, Big Crunch bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pemicu dari Big Bang baru, melahirkan alam semesta baru dalam siklus tanpa akhir.