3 Fakta Supermoon 5 November 2025: Jarak Paling Dekat, Bulan Makin Besar dan Terang

Selasa, 04 November 2025 | 17:30 WIB
3 Fakta Supermoon 5 November 2025: Jarak Paling Dekat, Bulan Makin Besar dan Terang
Ilustrasi Supermoon. (Pixabay/ Andrey Max)
Baca 10 detik
  • Supermoon 5 November 2025 adalah jarak terdekat Bumi-Bulan tahun ini, tampak 14 persen lebih besar dan lebih terang.

  • Fenomena ini memengaruhi pasang surut laut, menyebabkan pasang tertinggi karena tarikan gravitasi Bulan meningkat.

  • Di Barat, Supermoon dikenal dengan berbagai nama seperti Bulan Berang-Berang dan Bulan Es.

Suara.com - Bulan Purnama pada bulan ini mempunyai sebutan lain yaitu Supermoon. Menurut keterangan NASA dan BMKG, Supermoon nanti merupakan jarak terdekat Bumi-Bulan pada tahun 2025.

Sebagai informasi, Supermoon dapat diamati dengan mata telanjang pada 5 dan 6 November 2025.

Mengutip akun resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masyarakat Indonesia dapat melihat fase Purnama pada 5 November 2025 pukul 20.19 WIB.

Jarak Bumi - Bulan saat Fase Purnama 5 November 2025 adalah 356.980 km (Purnama Perige). Dengan ukuran Semi-Diameter Bulan sebesar 16' 43,87".

"Untuk menyaksikan Supermoon di Indonesia dapat dimulai setelah bulan terbit pada sore menjelang malam. Puncak Fase Purnama akan terjadi pukul 20.19 WIB," ungkap BMKG.

Kemudian, Bulan saat di Perige terjadi pada 6 November 2025 pukul 05.28 WIB (yang teramati di belahan Bumi yang masih malam hari).

Perlu diketahui, Purnama Perige, atau Supermoon, terjadi ketika Bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi (Perige) yang bertepatan dengan sekitar fase Bulan Purnama.

Pada titik terdekatnya, Bulan Purnama dapat tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada Bulan paling redup sepanjang tahun, yang terjadi saat Bulan berada pada posisi terjauh dari Bumi dalam orbitnya.

Meskipun 14 persen tidak terlalu berpengaruh dalam ukuran yang terdeteksi, Supermoon sedikit lebih terang daripada bulan-bulan lainnya sepanjang tahun.

Baca Juga: 5 Fakta Komet ATLAS: Awalnya Dicurigai Pesawat Alien, NASA Ungkap Bukan Ancaman

Mengutip laman resmi NASA, karena Bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi, hal ini dapat menyebabkan pasang surut yang lebih tinggi dari biasanya.

"Supermoon terjadi ketika Bulan purnama bertepatan dengan titik terdekat Bulan dengan Bumi dalam orbit elipsnya, suatu titik yang dikenal sebagai Perigee. Selama setiap 27 hari orbit mengelilingi Bumi, Bulan mencapai Perigee-nya, sekitar 363.300 km (226.000 mil) dari Bumi, dan titik terjauhnya, atau Apogee, sekitar 405.500 km (251.000 mil) dari Bumi," ungkap NASA.

Supermoon hanya terjadi tiga hingga empat kali setahun, dan selalu muncul secara berurutan. Di sebagian besar orbit Bumi mengelilingi matahari, perigee dan Bulan purnama tidak bertumpang tindih. Berikut 3 fakta Supermoon 5 November 2025:

1. Ukuran Bulan Lebih Besar

Ilustrasi Supermoon. (Pixabay/ Roman Grac)
Ilustrasi Supermoon. (Pixabay/ Roman Grac)

Ukuran Supermoon (Purnama Perige) 5 November 2025 nampak 14 persen lebih besar dibanding Micromoon (Purnama Apoge) 13 April 2025.

Semi-Diameter Bulan pada 5 November kurang lebih 16' 44,28", di mana lebih besar dari Semi-Diameter Bulan 14' 42,65" pada 13 April.

Selain lebih besar, Supermoon membuat Bulan terlihat lebih terang dibanding biasanya.

2. Berpengaruh pada Pasang Surut

Ilustrasi daya tarik Bulan mempengaruhi pasang surut di Bumi. (NASA)
Ilustrasi daya tarik Bulan mempengaruhi pasang surut di Bumi. (NASA)

Menurut penjelasan NASA, pasang surut perairan di Bumi ikut dipengaruhi oleh jarak Bulan-Bumi.

Saat bulan purnama atau bulan baru, ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada dalam posisi hampir sejajar sempurna, kita mengalami pasang surut air laut yang biasanya merupakan pasang tertinggi sepanjang tahun. Supermoon semakin memperkuat efek pasang surut.

Saat gravitasi Bulan menarik Bumi, ia menggeser massa Bumi, mengubah bentuknya sedikit menjadi seperti bola sepak memanjang di khatulistiwa dan memendek di kutub.

"Mungkin tampak aneh bahwa lautan menggembung di sisi terjauh dari Bulan dan juga sisi terdekatnya. Hal ini terjadi karena gravitasi Bulan memengaruhi seluruh Bumi, menarik setiap titik di planet kita. Tarikan terkuat terjadi di titik-titik terdekat dengan Bulan, dan terlemah di titik-titik terjauh, tetapi setiap bongkahan air terpengaruh. Bayangkan menuangkan seember air ke atas meja. Lebih mudah menggeser air di atas meja daripada mengangkatnya langsung ke atas. Ketika gravitasi Bulan menarik Bumi, air tidak melayang keluar, melainkan hanya terdorong dan terhimpit di permukaan bola dunia, dipengaruhi oleh tarikan gravitasi dan gaya-gaya lain, hingga akhirnya menggembung di sisi yang paling dekat dengan Bulan dan sisi yang paling jauh," tulis NASA saat menjelaskan efek Bulan terhadap Bumi.

3. Supermoon Punya Banyak Nama

Di Barat, terutama Amerika Serikat, Supermoon mempunyai banyak julukan.

Supermoon memiliki nama lain seperti Bulan Berang-Berang, Bulan Es, atau Deer Rutting Moon (Bulan Birahi Rusa).

Dinamakan Bulan Berang-Berang karena pada saat itulah berang-berang berlindung di sarang mereka setelah mengumpulkan makanan untuk musim dingin.

Selama era perdagangan bulu, bulan ini juga dikenal sebagai musim untuk menjebak berang-berang demi bulunya yang tebal dan siap untuk musim dingin.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI