Suara.com - Meta kembali memperluas penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam layanan iklannya. Perusahaan induk Facebook dan Instagram itu kini mengintegrasikan lebih banyak fitur berbasis AI ke dalam proses pembuatan iklan, sehingga pengiklan bisa memanfaatkan rekomendasi otomatis dan algoritma tanpa perlu mengaktifkan fitur tambahan secara manual.
Sebelumnya, penggunaan Advantage+, rangkaian fitur otomatisasi iklan milik Meta, merupakan opsi terpisah yang harus dipilih secara khusus. Namun kini Meta mulai menyatukan sejumlah fungsi Advantage+ langsung ke dalam alur pembuatan iklan standar. Hal ini membuat fitur tersebut aktif secara default ketika pengguna membuat iklan baru.
Mengutip Social Media Today (25/11/2025), Meta menjelaskan bahwa berbagai elemen Advantage+ kini muncul dalam struktur iklan, mulai dari pengaturan anggaran, pemilihan audiens, hingga penentuan posisi iklan (placements). Selain itu, Meta juga memperkenalkan Opportunity Score, indikator dengan rentang nilai 0–100 yang menunjukkan seberapa optimal iklan telah disiapkan berdasarkan rekomendasi otomatis Meta.
Dengan pengaturan baru ini, pengiklan memiliki lebih banyak peluang untuk memanfaatkan rekomendasi AI dalam meningkatkan performa iklannya. Bahkan, fitur Advantage+ sekarang diaktifkan secara otomatis pada bagian audiens dan placement. Langkah ini memungkinkan sistem Meta menargetkan pengguna yang dianggap paling relevan berdasarkan data dan prediksi AI.
Meskipun beberapa pengiklan mungkin merasa terlalu banyak memberikan kendali kepada algoritma, Meta menegaskan bahwa hasil penggunaan fitur otomatis ini menunjukkan peningkatan signifikan.
Seberapa Ampuh?
Dalam laporan terbaru, mengutip Social Media Today (25/11/2025), Meta menyebut bahwa model rekomendasi berbasis AI mereka kini empat kali lebih efisien dalam meningkatkan performa iklan dibanding model sebelumnya. Selain itu, AI Meta disebut dua kali lebih baik dalam melakukan knowledge transfer, yang membantu sistem meningkatkan kinerja iklan secara keseluruhan.
Meta juga menyatakan bahwa kapasitas komputasi yang lebih besar membuat proses pengoptimalan iklan menjadi lebih cepat dan lebih efektif. Hal ini memungkinkan platform untuk menilai miliaran interaksi pengguna dan memprediksi hasil paling mungkin dari sebuah kampanye iklan.
Menurut Meta, data dari lebih dari 3 miliar pengguna aktif menjadi kekuatan utama dalam kemampuan analisis AI mereka. Dengan kumpulan data sebesar itu, sistem dapat mempelajari pola perilaku pengguna secara lebih akurat, lalu menggunakan prediksi tersebut untuk menampilkan iklan kepada orang yang paling potensial memberikan respons.
Baca Juga: HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
Meta menegaskan bahwa model AI yang digunakannya bukanlah sistem yang “berpikir”, melainkan model prediksi yang memanfaatkan pola dari perilaku sebelumnya. Justru inilah yang membuat AI sangat cocok untuk penargetan iklan—karena dapat menebak perilaku konsumen berdasarkan data historis dalam jumlah besar.
Dengan integrasi fitur AI yang lebih mendalam, Meta berharap pengiklan dapat menikmati hasil yang lebih baik tanpa perlu melakukan banyak pengaturan manual. Perusahaan juga mencatat peningkatan lebih dari 20 persen waktu tonton video di Facebook dan Instagram dalam setahun terakhir—sebuah tren yang menurut Meta dipicu oleh peningkatan sistem rekomendasi berbasis AI.
Dengan kombinasi data skala besar dan kemampuan AI yang terus dikembangkan, Meta menilai sistem ini dapat membantu pengiklan menjangkau audiens yang tepat pada waktu yang tepat, di seluruh aplikasi miliknya.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa