Dr. Kaminski menjelaskan bahwa timnya berencana melanjutkan penelitian untuk mengetahui apakah kemampuan ini sudah muncul sejak fase anak anjing atau berkembang seiring waktu serta dipengaruhi latihan.
Jika pola tersebut dapat diidentifikasi sejak dini, maka bakal ada potensi untuk merancang tes seleksi anjing dengan keahlian khusus dalam mengenali banyak objek.
Penelitian ini juga dapat berguna untuk pelatihan anjing layanan yang membantu penyandang tunarungu dan tunanetra. Anjing-anjing dengan kemampuan label learning dapat lebih mudah dilatih untuk merespons berbagai instruksi terkait benda tertentu.
Salah satu anjing dalam studi ini, seekor anjing bernama Harvey dari Reading, Inggris, dilaporkan mampu mengingat 203 nama mainan. Menurut pemiliknya, Irene, rasa ingin tahu Harvey sangat menentukan kemampuannya.
“Saya selalu mendorong rasa ingin tahunya. Karena itu, sekarang kami punya lebih dari 220 mainan di rumah,” ujarnya, mengutip Earth.com (1/12/2025).
Ketertarikan ilmiah terhadap kecerdasan anjing bukan hal baru. Dua puluh tahun lalu, Dr. Kaminski mempelajari seekor border collie bernama Rico, yang mampu mengingat 200 benda dan mempertahankan ingatannya selama berminggu-minggu. Temuan mengenai Rico kala itu membuka mata para ilmuwan tentang betapa luasnya kemampuan kognitif anjing.
Sejak saat itu, penelitian mengenai kemampuan berpikir anjing berkembang pesat. Dog Cognition Center di Portsmouth telah hampir satu dekade meneliti perilaku anjing dalam suasana bermain dan metode non-invasif.
Studi mereka menunjukkan bagaimana anjing berkomunikasi dengan manusia, termasuk bagaimana evolusi otot wajah memungkinkan anjing mengekspresikan mimik yang memancing respons emosional kita—misalnya alis yang naik ke dalam yang membuat anjing tampak lebih “memelas”.
Di sisi lain, tim DogStudies yang dipimpin Dr. Bräuer meneliti bagaimana anjing mengenali emosi manusia dan bagaimana budaya di berbagai negara mempengaruhi hubungan manusia-anjing.
Baca Juga: Peneliti Berhasil Ciptakan Madu Rasa Cokelat, Tanpa Perlu Tambahan Gula, lho!
Penelitian lintas disiplin ini terus membuka wawasan baru mengenai kecerdasan hewan yang telah hidup berdampingan dengan manusia selama ribuan tahun.
Dengan temuan terbaru mengenai label learner dogs, para peneliti semakin yakin bahwa kepribadian anjing—terutama rasa ingin tahu, fokus, dan kemampuan menahan impuls—berperan besar dalam cara mereka belajar.
Kemampuan mengenali ratusan nama benda bukan sekadar hasil latihan berulang, tetapi juga kombinasi sifat bawaan dan hubungan yang hangat dengan pemiliknya.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa