Pemerintah Perbaiki Infrastruktur Bandara Juwata di Kaltara

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 31 Desember 2016 | 04:00 WIB
Pemerintah Perbaiki Infrastruktur Bandara Juwata di Kaltara
Bandara Sultan Syarif Kasim di Pekanbaru, Riau, Jumat (18/11/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]

Indonesia merupakan sebuah negara dengan kondisi geografis yang istimewa. Terletak di posisi silang yang strategis di antara dua benua dan terdiri atas hamparan ribuan pulau yang dikelilingi oleh lautan, menempatkan aksesibilitas dan konektivitas antar pulau dan antar daerah sebagai satu kebutuhan utama masyarakat. Merangkai dan menyatukan Nusantara menjadi tugas berat sektor transportasi, yang harus diwujudkan oleh Pemerintah.

Merujuk kepada Nawa Cita yang merupakan agenda prioritas pemerintahan Presiden Jokowi-JK, Kementerian Perhubungan terus berupaya meningkatkan kapasitas transportasi, melalui pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana, guna meningkatkan konektivitas, produktivitas, dan daya saing rakyat.

Pun halnya dengan Bandar Udara Internasional Juwata (Bandara Juwata), Tarakan. Sebagai salah satu satuan kerja di bawah Kementerian Perhubungan, yang juga merupakan salah satu prasarana transportasi utama di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Juwata secara berkesinambungan terus berupaya mengembangkan kapasitasnya, untuk memenuhi kebutuhan transportasi, serta menyokong pertumbuhan ekonomi anak negeri.

Kalimantan Utara sendiri merupakan kawasan penghubung (hub) yang memiliki fungsi distribusi sekaligus merupakan wilayah transit, dalam konteks pergerakan arus lalu lintas moda transportasi dengan tujuan pemasaran. Hal tersebut menempatkan Bandara Juwata sebagai gerbang masuk baik bagi masyarakat maupun wisatawan asing dan domestik, serta sebagai penunjang arus logistik di wilayah Kalimantan Utara.

Bandara Juwata dibangun pada masa penjajahan Belanda dan dijadikan pangkalan militer bagi pesawat tempur tentara Belanda. Pada tanggal 11 Januari 1942, Bandara Juwata juga tercatat sebagai bagian dari sejarah, sebagai tempat pendaratan pesawat tempur tentara Jepang untuk pertama kalinya di Indonesia.

Di era kemerdekaan, Bandara Juwata yang telah resmi dimiliki oleh negara Indonesia beroperasi sebagai Bandara Perintis. Pada awal tahun 2.000, statusnya ditingkatkan menjadi bandara domestik dengan panjang runway 1.850 meter.

Saat ini, delapan bulan setelah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Maret 2016 silam, terminal baru Bandara Juwata memiliki luas 12.440 m2, dengan panjang runway 2.250 meter, dan mampu melayani 40 penerbangan per hari, dengan kapasitas penumpang sebanyak 2.000 orang per hari.

Pembangunan tidak berhenti sampai di situ. Bandara yang berjarak sekitar 3 km dari pusat kota ini terus meningkatkan kapasitas melalui pengembangan fisik. Salah satu target utama pengembangan kapasitas Bandara Juwata adalah perpanjangan runway dari existing 2250 m menjadi 2500 m.

Menyokong Pertumbuhan Ekonomi

Baca Juga: Ini 3 Proyek Infrastruktur Perhubungan yang Disetujui RI-Jepang

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Juwata, Hemi Pamuraharjo, menuturkan bahwa perpanjangan runway merupakan salah satu target pengembangan infrastruktur Bandara Juwata.

“Kami ingin meningkatkan kapasitas penerbangan internasional di Bandara Juwata. Untuk itu yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah perpanjangan runway existing menjadi 2.500 meter, sehingga nantinya bias didarati oleh pesawat Airbus 320,” jelas Hemi dalam keterangan resmi, Jumat (30/12/2016).

Panjang runway Bandara Juwata saat ini, belum memadai untuk merealisasikan penambahan rute internasional. Saat ini baru terdapat satu rute internasional di Juwata, yakni Tarakan – Tawau, Malaysia, yang dilayani oleh maskapai Malaysia Airlines.

Penambahan jumlah rute internasional, papar Hemi, diharapkan dapat menarik kedatangan wisatawan asing, disamping juga domestik. Banyak obyek wisata potensial yang dapat dicapai dari Tarakan, diantaranya adalah Derawan, Maratua, Sangalaki dan Kakaban.

“Kami akan menggandeng pariwisata untuk sama-sama mengeksplore potensi wisata Kaltara dan sekitarnya. Bagaimana caranya agar jumlah wisatawan bisa meningkat,” tandas Hemi.

Selain peningkatan kapasitas penumpang, arus logistik juga menjadi perhatian Bandara Juwata. Masyarakat sekitar banyak menggunakan angkutan kargo untuk mengangkut komoditas hasil laut dari sekitar Pulau Tarakan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI