Suara.com - Penanganan Covid-19 di Tanah Air menunjukkan hasil yang menggembirakan. Program vaksinasi yang dilakukan secara masif oleh Pemerintah dan antisipasi potensi peningkatan penularan Covid-19 selama Libur lebaran juga berjalan dengan baik.
Pelaksanaan PPKM mikro dan penyekatan di titik-titik mudik lebaran di seluruh wilayah Indonesia berhasil menekan angka penularan covid-19 sehingga tidak terjadi lonjakan yang signifikan seperti yang terjadi paska libur akhir tahun 2020.
Antisipasi penularan covid saat libur lebaran menunjukkan hasil yang positif dibandingkan saat libur tahun baru lalu. Hingga 28 Mei, angka positif harian secara nasional sebesar 6115 dengan jumlah tes yang dilakukan sebanyak 52.192 tes.
Dengan kata lain, jumlah positive rate secara nasional selama libur lebaran sebesar 9,6 persen turun jauh dibandingkan positive rate saat libur akhir tahun lalu. Bahkan di DKI Jakarta, nilai positive rate sebesar 7,8 persen.
Keberhasilan pelaksanaan kebijakan antisipasi oleh Pemerintah ini juga didukung oleh masifnya kegiatan vaksinasi.
Berdasarkan data Our World in data, jumlah penerima vaksinasi di Indonesia dibanding negara setara di Asia sangat bagus. Tercatat 6 persen dari total penduduk Indonesia telah menerima dosis pertama.
Angka ini tertinggi nomer 2 setelah Malaysia dan jauh diatas Thailand dan Filipina yang belum mencapai 4 persen Bahkan Vietnam baru mencapai angka 1 persen.
Direktur Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, vaksinasi secara masif dan antisipasi libur Lebaran oleh Pemerintah memperlihatkan hasil yang signifikan.
Penanganan secara simultan antara pencegahan penularan melalui gerakan 4 M dan anjuran tidak mudik serta pelaksanaan vaksinasi ternyata mampu mencegah lonjakan jumlah positif covid-19 paska Libur Lebaran.
Baca Juga: Ribuan Guru di Pekanbaru Tunda Divaksin Covid-19, Ini Penyebabnya
"Menurut kami, hal ini mampu meningkatkan kepercayaan investor khususnya asing terhadap perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu penyebab terjadinya apresiasi nilai IHSG dan inbound dana asing," ujar Budi dalam keterangannya, Jumat (4/6/2021).