Presdir Elitery: Indonesia Butuh SDM TI Yang Mumpuni Untuk Bersaing di Era Digital

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2022 | 09:59 WIB
Presdir Elitery: Indonesia Butuh SDM TI Yang Mumpuni Untuk Bersaing di Era Digital
Presiden Direktur Elitery, Kresna Adiprawira.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Direktur Elitery, Kresna Adiprawira mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk menciptakan SDM yang mumpuni di bidang Teknologi Informasi (TI).

Pria yang mengenyam Pendidikan dan berkarir di sebuah perusahaan startup di Silicon Valley, San Francisco, Amerika Serikat sampai dengan tahun 2007 ini mengatakan saat ini dunia TI Indonesia hanya tertinggal 3-6 bulan dari negara lain seperti Amerika Serikat.

Apalagi menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2021, Indonesia masih kekurangan SDM TI, meskipun disisi lain,Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2015-2017 sebesar 90 persen.

“Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan ketika saya pertama kali membangun bisnis IT managed service di Indonesia tahun 2007, saat itu Indonesia masih ketinggalan 10 tahun dibandingkan dengan Amerika Serikat,” ujar pria yang memiliki hobi bersepeda ini.

Menurut Kresna, meski dalam bidang TI Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dari negara maju, namun dari sisi SDM, masih terbatas. Itulah sebabnya, tenaga kerja di bidang TI masih dikuasai oleh negara lain seperti India.

“Padahal permintaan untuk SDM di bidang TI saat ini sedang tinggi-tingginya, tetapi kita kesulitan memenuhi permintaan dari perusahaan karena tidak ada tenaga kerja yang mengerjakan,” kata dia.

Pria yang pernah berkarir sebagai pimpinan IT Operation di perusahaan startup asuransi online di Amerika Serikat ini mengisahkan, pada saat berkarir di Amerika Serikat, perusahaannya banyak menggunakan jasa pihak ketiga dari India. Hal Itulah yang menginspirasi untuk akhirnya membangun sebuah perusahaan TI di Indonesia.

“Waktu itu saya berpikir, ini peluang, maka saya mengajukan pengunduran diri ke atasan setelah 7 tahun sama-sama membangun perusahaan tersebut dari 60 pegawai hingga 3000 pegawai di tahun 2007,” tutur dia.

Ternyata pengunduran dirinya malah membawa berkah tersendiri, pasalnya sang CEO meminta proposal penawaran darinya untuk memulai bisnis di Indonesia. Akhirnya, perusahaan tempatnya bekerja dulu menjadi client pertama saat membangun bisnis. Sejak itu, client lain mulai berdatangan, utamanya dari negara Paman Sam.

Baca Juga: Catat dan Buru! 5 Beasiswa Dari Google

“Awal nya saya memulai sendiri, lalu mulai melatih kakak saya agar bisa ikut bergabung. Setelah semakin mendapat kepercayaan dari client saya, maka saya kemudian membangun tim yang dapat beroperasi 24/7," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI