ICFBE 2023 Mendorong Bisnis Keluarga dan UMKM Berwawasan Lingkungan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 07 Desember 2023 | 13:14 WIB
ICFBE 2023 Mendorong Bisnis Keluarga dan UMKM Berwawasan Lingkungan
President University memilih menyelenggarakan International Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) 2023 di Kuching, Sarawak, Malaysia.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada tahun 2023, Fakultas Bisnis, President University memilih menyelenggarakan International Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) 2023 di Kuching, Sarawak, Malaysia.

"Penyelenggaraan konferensi internasional ini sekaligus menjadi simbol eratnya kerja sama lintas batas antara Indonesia dengan Malaysia. Kita akan selalu bersama-sama, atau segulai sejalai," kata Rektor President University Prof. Dr. Chairy dalam keterangannya, Kamis (7/12/2023).

Untuk konferensi internasional tersebut President University berkolaborasi dengan Universiti Malaysia Sarawak, dan Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.

Konferensi kali ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh ratusan peserta dan pembicara dari dalam dan luar negeri. Mereka, antara lain, datang dari Amerika Serikat, Australia, Hungaria, India, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Slovenia, dan Taiwan.  

Hadir dalam pembukaan ICFBE 2023, Dr. Ayman El Tarabhishy, President & CEO International Council for Small Business (ICSB), Datuk Dr. Muhammad Abdullah bin Haji Zaidel, Deputy State Secretary Sarawak, Malaysia, for Economic Planning and Development, Walikota Jinju, Korea Selatan, Kyoo-il Jo, Rektor Internasional President University Prof. Ki-chan Kim, dan Vice Chancellor Universiti Malaysia Sarawak Prof. Datuk Dr. Mohamad Kadim Suadi. 

Dalam sambutannya, Prof. Chairy mengungkapkan bahwa President University sudah menyelenggarakan ICFBE sejak tahun 2017.

“Kami selenggarakan konferensi ini untuk mempercepat terjadinya kolaborasi antara kalangan akademisi, pemerintah dan praktisi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan keluarga dan entrepreneurship di Indonesia dan di dunia,” kata dia. 

Mengenai pemilihan lokasi di Kuching, lanjut Prof. Chairy, selain merefleksikan simbol betapa eratnya kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, itu juga erat kaitannya dengan tema ICFBE 2023, yakni Moving Forward, Moving Upward: Resilience and Innovation for Family Business and SMEs.

“Tema itu menggambarkan semangat zaman, dan sekaligus tantangan bahwa lebih banyak hal lagi yang harus kita temukan. Hal tersebut tercermin dalam topik-topik ICFBE kali ini yang menekankan pada penerapan praktek-praktek bisnis berkelanjutan dan pentingnya menavigasi kemajuan teknologi, termasuk mengadopsi konsep ekonomi sirkular,” papar dia. 

Baca Juga: Lainnya Gulung Tikar, Ini 4 Bisnis Gibran Rakabuming yang Masih Aktif

Contohnya, lanjut Prof. Chairy, bagaimana membangun bisnis keluarga yang tahan menghadapi tantangan global dan kondisi lingkungan yang begitu cepat berubah. Contohnya, perubahan iklim, pandemi Covid-19 atau perang Rusia-Ukraina yang dengan cepat mengubah lanskap bisnis.

Lanjut Prof. Chairy, dengan mengadopsi teknologi, termasuk teknologi digital, perusahaan keluarga bukan hanya akan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai perubahan, tetapi juga bisa meningkatkan daya saing dan membangun bisnisnya secara berkelanjutan.

Mengenai pemilihan lokasi di Kuching, ungkap Prof. Chairy, ini karena kota tersebut sangat terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Di sana ada hutan hujan tropis yang luas dengan ekosistem yang unik.

“Lingkungan yang seperti ini menjadi sangat ideal bagi para peserta konferensi untuk memahami tentang pentingnya penerapan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan, termasuk pentingnya melestarikan sumber daya alam melalui berbagai cara, sebagaimana dibahas dalam topik-topik konferensi internasional kali ini.” kata Prof. Chairy.

Selain itu, ungkap Prof. Chairy, pemilihan lokasi di Kuching, Sarawak, Malaysia juga menjadi milestone bagi President University.

“Selama enam tahun berturut-turut menyelenggarakan kami konferensi internasional di Bali. Pada tahun ke-7, kami menyelenggarakannya di luar Indonesia. Dan, kami berhasil dilihat dari keragaman topik yang dibahas, banyaknya makalah dan jumlah peserta yang mengikuti konferensi internasional ini,” kata Prof. Chairy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI