Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dibuka masih menunjukkan tajinya untuk berada di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, Kamis, 8 Mei 2025, IHSG menguat di level 6.945
Mengutip data RTI Business, pada pukul 09.09 WIB, masih terus reli penguatan menuju level 6.934 atau naik 8,72 poin, secara presentase naik 0,13 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 3,68 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp1,79 triliun, serta frekuensi sebanyak 170 ribu kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 194 saham bergerak naik, sedangkan 212 saham mengalami penurunan, dan 220 saham tidak mengalami pergerakan.
Di perdagangan hari ini, beberapa saham yang mengalami kenaikan sebagai penggerak IHSG diantaranya, DKHH, ISE, JATI, AYLS, KRYA, SMBR, BBTN, PTPP, NINE, FOLK, INPC, CENT, serta BTPS.
Sementara, saham-saham yang alami jeblok pada perdagangan hari ini diantaranya, PPRI, DMA, AMMS, BATR, MDLN, TAPG, ASRI, NICL, EMTK, AKRA, PTRO, HUMI
Proyeksi Hari Ini
Pergerakan IHSG, Kamis 8 Mei 2025 diprediksi akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat tipis pada perdagangan Kamis, 8 Mei 2025.
Seperti dikutip dalam riset harian CGS International Sekuritas, penguatan IHSG ini mengikuti arah pasar global yang mencerminkan optimisme investor terhadap kebijakan moneter AS, namun tetap dibayangi oleh tekanan eksternal seperti pelemahan harga komoditas dan aksi jual asing.
Baca Juga: IHSG Masih Punya Peluang Menguat, Tapi Bisa Berbalik Koreksi
![Pekerja beraktivitas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (30/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/30/32334-bursa-efek-ihsg-idx.jpg)
Pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025 waktu setempat, indeks-indeks utama di bursa Wall Street berhasil ditutup di zona hijau setelah sempat mengalami volatilitas tinggi sepanjang hari. Investor mencermati pernyataan terbaru dari Federal Reserve (The Fed) dan perkembangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Federal Open Market Committee (FOMC) secara konsisten mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen, level yang tak berubah sejak Desember 2023.
Dalam konferensi persnya, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan pesan kehati-hatian terkait arah kebijakan moneter ke depan. Powell menekankan bahwa rencana kebijakan tarif besar yang diumumkan oleh pemerintah, apabila tetap dilanjutkan, berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, meningkatkan inflasi dalam jangka panjang, serta mendorong kenaikan tingkat pengangguran.
Namun demikian, menjelang penutupan perdagangan, sentimen pasar membaik. Saham-saham produsen chip memimpin penguatan setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pencabutan pembatasan pada ekspor chip kecerdasan buatan (AI), yang disambut positif oleh para pelaku pasar teknologi.
Dari dalam negeri, analis CGS International Sekuritas Indonesia menilai bahwa sentimen dari Wall Street, terutama keputusan The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi pasar, akan memberikan angin segar bagi investor domestik.
Namun demikian, faktor negatif seperti melemahnya harga-harga komoditas utama serta aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing masih menjadi penghambat bagi penguatan IHSG secara signifikan.