Sinyal Bahaya Pasar Properti: BI Ungkap Penjualan Rumah Anjlok, Harga Ikut Melambat

Kamis, 07 Agustus 2025 | 06:45 WIB
Sinyal Bahaya Pasar Properti: BI Ungkap Penjualan Rumah Anjlok, Harga Ikut Melambat
Ilustrasi warga melihat maket rumah pada pameran perumahan. Saat ini pasar properti menunjukkan pelemahan. [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Pasar properti residensial primer di Indonesia menunjukkan sinyal perlambatan signifikan pada kuartal kedua 2025.

Laporan terbaru Bank Indonesia (BI) mengungkap bahwa penjualan unit rumah mengalami kontraksi tajam, yang secara langsung berimbas pada pertumbuhan harga yang semakin terbatas dan melambat dibandingkan periode sebelumnya.

Menurut Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2025 hanya tumbuh sebesar 0,90% secara tahunan (yoy).

Angka ini menunjukkan perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2025 yang tercatat sebesar 1,07% (yoy).

Kontraksi Penjualan Jadi Biang Keladi

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny, menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan harga ini tidak terlepas dari lesunya angka penjualan, terutama untuk rumah tipe menengah dan besar yang justru mengalami kontraksi.

"Perkembangan harga properti tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan penjualan unit properti residensial tipe kecil di pasar primer, sementara penjualan rumah tipe besar dan menengah mengalami kontraksi," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Data BI merinci lebih dalam mengenai penurunan penjualan tersebut:

  • Penjualan Rumah Tipe Besar: Terkontraksi sebesar 14,95% (yoy), lebih dalam dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 11,69% (yoy).
  • Penjualan Rumah Tipe Menengah: Terkontraksi sebesar 17,69% (yoy), meskipun membaik dari kontraksi triwulan sebelumnya yang mencapai 35,76% (yoy).

Secara agregat, penjualan unit properti residensial di pasar primer pada triwulan II 2025 tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,80% (yoy).

Baca Juga: Cara Mengajukan KPR MLT BPJS Ketenagakerjaan, Kredit Rumah Murah untuk Pekerja

Angka ini berbanding terbalik dengan kondisi triwulan I 2025 yang masih mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,73% (yoy).

Anatomi Pendanaan Properti: Dominasi Dana Internal dan KPR
Di tengah dinamika pasar tersebut, survei BI juga memetakan sumber pendanaan di sektor properti.

Dari sisi pengembang, sumber utama untuk pembangunan properti residensial masih sangat bergantung pada kas internal.

Hasil survei menunjukkan bahwa dana internal pengembang menjadi penopang utama dengan pangsa mencapai 78,36% dari total biaya pembangunan.

Sementara dari sisi konsumen, skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menjadi pilihan utama untuk membiayai pembelian properti.

Pangsa pembiayaan melalui KPR tercatat sebesar 73,06% dari total pembiayaan konsumen di pasar primer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI