Formasi 4-4-2 mengharuskan tim untuk terus mengalirkan bola dengan cepat. Ketika bola dikuasai lawan, mereka membentuk pertahanan zona untuk mempersempit wilayah serang musuh.
Dalam tulisannya berjudul 'The Beautiful Game as a Soviet Game: Sportmanship, Style, dan Statecraft during Golden Age of Soviet Soccer' (2018), Caleb Wright menyebut Maslov tidak menyukai pemain yang terlalu lama menggiring bola.
Prinsip itu membuat Maslov tidak segan menyingkirkan pemain sayap juga bintang klub Dinamo Kiev Valeriy Lobanovski saat dia melatih tim asal Ukraina itu mulai 1964.

Maslov sendiri akhirnya berhasil membawa Dinamo Kiev tiga kali juara Liga Soviet saat berkiprah di sana pada periode 1964-1970.
Pada dasarnya, dalam 4-4-2 Maslov, semua pemain wajib membantu pertahanan dan berupaya merebut bola sesegera mungkin dengan memotong operan lawan. Metode seperti ini kemudian dikenal dengan taktik menekan atau 'pressing'.
Khusus bek tengah, mereka wajib pula memiliki kemampuan bagus mengantisipasi bola-bola udara. Duet penyerang di depan juga dituntut bisa bekerja sendiri sewaktu-waktu tanpa sokongan dari gelandang.
Ketika dalam posisi menyerang, setiap pemain (outfield players) termasuk bek tengah sesekali bisa maju ke wilayah lawan, dengan syarat, pemain lain harus menutup ruang yang ditinggalkan pemain bertahan tersebut.
Menurut pemegang lisensi A UEFA Timo Jankowski dalam 'Successful German Soccer Tactics-The Best Match Plans for A Winning Team' (2015), cara kerja 4-4-2 yang diperkenalkan Maslov cenderung tidak memberikan ruang kosong di lini tengah.

"Sistem ini tidak banyak memberikan ruang terbuka bagi pemain di lini tengah. Kreativitas mesti datang dari sayap," kata Jankowski.
Baca Juga: Komentar Shin Tae-yong Mainkan Braif Fatari Jadi Penyerang di Timnas U-19
Apa yang dikatakan Jankowski bisa kita saksikan saat tim nasional U-19 Indonesia berlaga di Kroasia.
Saat menghadapi Bulgaria pada Sabtu (5/9/2020), sistem 4-4-2 ini sudah diterapkan tetapi belum menghasilkan gol. Para pemain timnas U-19 masih mencari kenyamanan dalam menyukseskan formasi.
Hal ini dimaklumi karena beberapa nama dalam skuat seperti David Maulana, Mochammad Supriadi dan Komang Teguh Trisnanda terbiasa berlaga dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 ketika masih memperkuat timnas U-16 dan timnas U-19 era pelatih Fakhri Husaini.
Formasi 4-4-2 sudah tampak berjalan saat kalah 1-7 dari Kroasia pada Selasa (8/9/2020). Gol Indonesia yang dibuat bek kanan Amiruddin Bagas, setelah menerima umpan silang dari bek kiri Pratama Arhan, dihasilkan melalui skema serangan yang bermula dari tengah.
![Sejumlah pemain Timnas Indonesia U-19 berlatih di Lapangan NK Mura, Hlapicina, Kroasia. [ANTARA/HO-PSSI - Handout PSSI]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/09/13/35274-timnas-indonesia-u-19.jpg)
Pratama Arhan menerima sodoran bola yang dimenangkan di lini tengah sebelum mengirimkan 'assist' untuk Bagas.
Pergerakan melebar pemain-pemain timnas U-19 ini semakin tajam dan efektif saat menahan imbang Arab Saudi 3-3, Jumat (11/9/2020).