Suara.com - Presiden FIFA Gianni Infantino mengaku prihatin dengan penundaan berturut-turut kualifikasi Piala Dunia 2022 yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
"Saya prihatin dan ini jelas merupakan masalah nyata, terutama jika pandemi tidak berhenti atau mereda, atau kami tidak mulai bermain dengan cara normal," kata Infantino kepada wartawan seusai Kongres FIFA seperti dikutip Reuters, Sabtu (19/9/2020) WIB.
Selain penundaan waktu penyelenggaraan, pandemi COVID-19 yang berkepanjangan kemungkinan juga akan membuat FIFA melakukan penyesuaian format turnamen dalam beberapa kasus.
"Kami berada di tangan otoritas kesehatan," kata Infantino.

Kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Selatan, yang dimulai pada Maret, tidak akan berlangsung hingga bulan depan, sedangkan awal turnamen CONCACAF, yang seharusnya dilakukan bulan ini, telah ditunda hingga Maret tahun depan. Sementara itu, enam pertandingan telah ditunda dalam kompetisi kualifikasi Zona Asia.
Infantino mengatakan bahwa badan sepak bola dunia telah membuka kemungkinan adanya tambahan untuk pertandingan internasional pada Januari 2022.
Jika terlaksana, hal itu diperkirakan akan membuat klub-klub di Eropa kecewa karena harus merelakan sejumlah pemain mereka ke timnas di tengah kompetisi.
Alternatif solusi yang mungkin diambil adalah memainkan tahap kualifikasi di satu tempat, bukan di kandang atau tandang (home and away).
![Penyerang Timnas Indonesia, Irfan Bachdim (kedua dari kiri) menyaksikan gawang timnya dijebol Uni Emirat Arab dalam laga matchday 3 putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Grup G di Al Maktoum Stadium, Dubai, Jumat (11/10/2019) dini hari WIB. [KARIM SAHIB / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/10/11/88579-irfan-bachdim-timnas-indonesia-kualifikasi-piala-dunia-2022.jpg)
Infantino menambahkan bahwa slot November/Desember untuk Piala Dunia 2022 di Qatar setidaknya memberi FIFA ruang untuk bernafas.
Baca Juga: Gabung Liverpool, Thiago Alcantara Terkenang Dua Kunjungannya ke Anfield
Infantino juga melontarkan kritik terselubung terhadap Serie A Italia, di mana Juventus telah memenangkan gelar selama sembilan musim terakhir, dan ia menyarankan bahwa sistem playoff pun dapat menjadi alternatif dari format konvensional kandang dan tandang untuk liga nasional.