Asal-usul Penghapusan
UEFA mengatakan, aturan yang dimaksudkan untuk mendorong permainan menyerang oleh tim tamu telah menciptakan sejumlah momen tak terlupakan di dunia sepak bola Eropa.
Dalam beberapa tahun terakhir, Roma berhasil bangkit dari kekalahan tandang 4-1 di perempat final Liga Champions untuk mengalahkan Barcelona dengan kemenangan tandang 3-0 pada tahun 2018.
Tahun berikutnya, Tottenham Hotspur mengalami keberuntungan serupa. Mereka sukses melaju ke partai final setelah kalah 0-1 di kandang, dan kemudian berhasil menumbangkan Ajax di Amsterdam dengan skor 3-2.
UEFA mengajukan argumen bahwa tidak ada lagi alasan untuk memberikan bobot gol tandang yang lebih berat daripada yang dicetak di kandang.
Menurut Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, regulasi gol tandang ini justru menghalangi tim tuan rumah untuk bermain menyerang.
Sebab, hal ini akan memberikan peluang bagi tim lawan untuk mencetak gol.
“Dampak dari aturan tersebut sekarang justru bertentangan dengan tujuan awalnya. Sebab, pada kenyataannya,” ujar Aleksander Ceferin.
“Aturan itu sekarang menghalangi tim tuan rumah yang bertanding pada leg pertama untuk menyerang. Sebab, mereka takut kebobolan dan hal ini jelas akan memberikan keuntungan bagi tim lawan.”
Baca Juga: Putusan UEFA tentang Lokasi Final Liga Champions: Istanbul 2023, Muenchen 2025
Oleh sebab itu, lanjut Aleksande Ceferin, Komite Eksekutif (Exco) UEFA memutuskan untuk menghapuskan aturan gol tandang ini.