Striker Pribumi Mulai Tergerus, Tak Ada 'Sang Top Skor' Terus Menerus

Irwan Febri Rialdi Suara.Com
Rabu, 23 Februari 2022 | 21:15 WIB
Striker Pribumi Mulai Tergerus, Tak Ada 'Sang Top Skor' Terus Menerus
Pemain Arema Dedik Setiawan menguasai bola saat melawan PSIS Semarang [Foto: Media Officer Arema FC]
Pemain Timnas Indonesia Ezra Walian berebut bola dengan pemain Singapura Irfan Fandi di leg kedua semifinal Piala AFF 2020 yang digelar di Stadion Nasional, Sabtu (25/12/2021). [dok.PSSI]
Pemain Timnas Indonesia Ezra Walian berebut bola dengan pemain Singapura Irfan Fandi di leg kedua semifinal Piala AFF 2020 yang digelar di Stadion Nasional, Sabtu (25/12/2021). [dok.PSSI]

Minimnya menit bermain dan gagalnya bersaing gol di Liga 1 membuat tim nasional turut terkena dampaknya. Piala AFF 2020 menjadi bukti. Ada empat striker, tetapi bukan pilihan utama di klub.

Dedik Setiawan dan Kushedya Hari Yudo kalah saing dengan Carlos Fortes di Arema FC. Hanis Saghara menjadi pelatis Ciro Alves. Bahkan, Ezra Walian yang berstatus pemain naturalisasi juga minim menit bermain di Persib Bandung.

Alhasil, keempat pemain itu tidak bisa berkontribusi maksimal untuk Timnas Indonesia. Hanya Ezra Walian yang mampu mencetak dua gol, sementara ketiga nama lainnya nihil.

Majalnya keempat pemain itu bukan karena tidak berkualitas, tetapi memang jarang terlatih di kompetisi. Perlu diingat, pisau tajam pun bisa tumpul jika tak diasah dan jarang dipakai.

Apa solusinya?

Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan sepihak. Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi. Namun, ada dua hal yang pasti, yakni di PSSI dan pemain sendiri.

PSSI selaku induk sepak bola Indonesia harus menyediakan banyak kompetisi usai muda dan berjenjang. Karena dari situ, bibit-bibit pemain besar itu akan muncul.

PSSI harus menyiapkan kompetisi yang jelas setiap tahunnya. Piala Soeratin, Liga 1 U-18, hingga Liga 1 U-20, wajib diorganisasi lebih baik alias jangan asal jalan, sehingga jenjangnya terlihat.

Pemain bisa menikmati kompetisi lebih panjang agar kemampuan terasah. Jika hanya format grup atau gugur, pemain tidak akan mendapatkan kesempatan lebih untuk berkembang. Setelah kalah satu sampai tiga laga, mereka akhirnya pulang karena gugur.

Baca Juga: Daftar 7 Pemain Top Skor Liga Champions Musim 2021-2022, Ada Idolamu?

Jika PSSI mampu menyediakan kompetisi yang banyak untuk mengembangkan kemampuan, giliran sang pemain menunjukkan tekadnya. Berlatih dengan tekun dan tak gentar bersaing dengan pemain asing ketika sudah menjadi profesional.

Semoga segera muncul striker pribumi yang ganas di Liga Indonesia. Tidak hanya gembar-gembor ketika usia muda, tetapi juga konsisten menunjukkan kemampuan terbaiknya hingga usia emas.  Bangkitlah cakar-cakar Garuda!

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI