Suara.com - Berikut tiga kontroversi keputusan wasit yang telah hadir di pekan perdana Liga 1 musim 2022/2023 yang baru memainkan beberapa laga.
Pekan perdana Liga 1 2022/2023 telah bergulir dan enam pertandingan telah dilangsungkan di pekan awal musim ini hingga Senin (25/7/2022) pagi WIB.
Dari enam pertandingan yang telah dilangsungkan, terdapat beberapa bahan yang jadi menjadi perbincangan para penikmat sepak bola.
Sebagai contoh ada kemenangan besar Madura United atas Barito Putera. Klub berjuluk Laskar Sape Kerrab itu mampu menghajar Laskar Antasari dengan skor 8-0.
Hasil pertandingan tersebut menjadi catatan manis bagi Madura United dan juga menjadi catatan memalukan bagi Barito Putera.
Bagi Madura United, kemenangan 8-0 atas Barito Putera menjadi kemenangan terbesar Laskar Sape Kerrab sejak berpartisipasi di Liga 1.
Sedangkan bagi Barito Putera, kekalahan 0-8 dari Madura United ini menjadi salah satu kekalahan dengan margin terbesar sejak Liga 1 bergulir pada 2017 silam.
Selain kemenangan besar Madura United, pekan perdana Liga 1 2022/2023juga menghadirkan beragam kontroversi.
Kontroversi ini tak lepas dari keputusan wasit saat memimpin laga-laga di pekan perdana Liga 1 2022/2023.
Baca Juga: Seri Lawan Bhayangkara, Robert Alberts Akui Cedera 3 Pemain Kunci Persib Berpengaruh Besar
Berikut tiga kontroversi keputusan yang dibuat wasit di pekan perdana Liga 1 2022/2023 yang menjadi sorotan penikmat sepak bola Tanah Air.
1. Penalti di Laga PSIS Semarang vs RANS Nusantara FC
Kontroversi keputusan wasit langsung tercipta di laga pembuka Liga 1 2022/2023 yang mempertandingkan PSIS Semarang vs RANS Nusantara.
Dalam laga yang berkesudahan 1-1 untuk kedua tim itu, wasit Yeni Krisdianto mengeluarkan keputusan kontroversi kala memberikan hadiah penalti untuk tuan rumah PSIS Semarang.
Wasit Yeni Krisdianto memberikan penalti kepada PSIS Semarang usai Oktafianus Fernando jatuh di kotak penalti RANS Nusantara.
Dalam tayangan ulang, Oktafianus nampak melakukan Diving saat melakukan kontak kecil dengan David Laly. Alhasil, keputusan itu mendapat protes dari penggawa RANS Nusantara.