Itu tak membuat pemain-pemain bintang di Barcelona ingin hengkang. Mereka bahkan rela pangkas gaji asal tetap berseragam Barcelona.
Namun bagi sebagian besar pesepak bola Eropa, menjadi pemain Barca adalah impian. Oleh karena itu, begitu sudah di dalam, mereka seperti enggan keluar lagi.
Nama besar Barcelona memang magnet besar, apalagi gaya hidup di ibu kota Catalonia ini membuat betah pesepak bola dan keluarga mereka.
Dalam soal de Jong, Barcelona sudah mempersilakan dia pergi, sekalipun Presiden Barcelona Joan Laporta dalam bahasa yang ambigu menyatakan tak ingin menjual pemain ini.
Laporta beralasan situasi keuangan klublah yang memaksa Barca menjual pemain.
Direktur olahraga Mateu Alemany lebih saklek lagi, bahwa terlepas de Jong bertahan atau tidak, Barca memang mesti melego pemain guna melepaskan diri dari beban gaji tinggi untuk pemain.
Alasan ini pula yang membuat Barca menjual Philippe Coutinho kepada Aston Villa dalam harga murah atau meminjamkan Clement Lenglet kepada Tottenham.
![Gelandang sentral Barcelona, Frenkie de Jong. [JOSE JORDAN / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/26/97563-frenkie-de-jong-fc-barcelona.jpg)
Frenkie De Jong vital bagi ten Hag
Situasi pelik yang dihadapi de Jong dan Barcelona ini sendiri membuat Manchester United tak ingin cepat-cepat melepaskan buruannya, kalau perlu sampai jendela transfer musim panas ditutup 1 September mendatang.
Baca Juga: Georgina Rodriguez Follow Akun Instagram Istri Simeone, Pertanda Cristiano Ronaldo Gabung Atletico?
United tahu Barcelona butuh uang. Mereka juga tahu de Jong tak lagi sentral dalam rencana Xavi Hernandez.
Buktinya terlihat saat laga pramusim di Amerika Serikat belum lama ini melawan Inter Miami dan Real Madrid, dan terakhir melawan Juventus.
Selain menjadi pemain cadangan, de Jong malah dipasang sebagai bek tengah.
Posisi idealnya sebagai gelandang tengah, justru dipercayakan kepada Pedri, Nico Gonzalez, Sergio Busquets, bahkan darah muda seperti Gavi dan Pablo Torre.
Walaupun Xavi menganggap de Jong tetap istimewa bagi Barcelona, langkahnya ini dianggap sebagai pesan bahwa gelandang Belanda itu tak lagi dibutuhkan Barca.
Xavi juga mengamini keluhan manajemen bahwa situasi keuangan memaksa mereka melepas pemain.