Arteta telah belajar banyak dari bagaimana Guardiola mengelola tim dan talenta-talenta sepak bola yang kemudian dia terapkan sendiri di Arsenal dalam bentuk yang identik dengan Manchester Biru.
Tak heran Arsenal kini berubah menjadi kekuatan dahsyat yang dapat menelan siapa pun, dalam cara dan gaya yang persis dengan gaya bermain Manchester City.
Tidak hanya Arteta dan Inggris, spektrum pengaruh Guardiola juga mencapai Jerman di mana gegenpressing yang dikembangkan Ralf Rangnick dan orang-orang seperti Juergen Klopp dan Thomas Tuchel, mendapatkan referensi tambahan yang penting sewaktu Guardiola melatih Bayern sehingga teknik itu menjadi lebih sempurna.
Dan itu dikenang betul di Jerman. Skuad timnas Jerman pernah sangat dipengaruhi oleh pendekatan dan filosofi sepak bola Guardiola.
Bukan hanya oleh barisan pemain Bayern yang mendominasi skuad Jerman, tetapi juga karena pelatih Jerman saat itu Joachim Low sangat terinspirasi oleh gaya sepak bola Guardiola yang menekankan transisi bola yang cepat dan akurat.
Jangan tanya pengaruh Guardiola kepada Spanyol. Selain dipenuhi pemain-pemain yang dibina Guadiola dalam klub yang dipimpinnya, timnas Spanyol juga mengadopsi teknik dan gaya bersepak bola Guardiola.
Ketika Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010, sukses ini dibangun di atas fondasi gaya sepak bola Guardiola di mana pelatih Spanyol saat itu, Vicente del Bosque, mengadopsi sepak bola pressing tinggi dan menekankan penguasaan bola yang menjadi mahzab sepak bola Barcelona sewaktu ditangani Guardiola, sampai sekarang.
Kini bersama Haaland pengaruh Guardiola yang membuatnya disebut salah satu pelatih sepak bola terhebat sepanjang masa itu, bisa membuat City merengkuh trofi dambaan mereka di Liga Champions.
Memang masih sangat panjang, tetapi jalan untuk mencapai trofi sudah begitu jelas dipetakan sejak awal oleh Guardiola.
Baca Juga: Jack Grealish: Kehadiran Erling Haaland Mengubah Permainan Manchester City
[Antara]