Dengan komposisi pemain yang ada, Belanda dinilainya lebih baik bermain dengan kedisiplinan tinggi alih-alih tampil menyerang ala Total Football.
Tercatat, skuad Belanda saat ini "cuma" diisi delapan tim papan atas yakni Virgil van Dijk (Liverpool), Nathan Ake (Man City), Stefan de Vrij (Inter), Denzel Dumfries (Inter), Tyrell Malacia (Man United), Matthijs de Ligt (Bayern Munich), Frenkie de Jong (Barcelona) dan Memphis Depay (Barcelona).
Sisanya tersebar di klub-klub papan tengah atau klub liga domestik mereka yakni Eredivisie seperti Heerenveen, Ajax, Feyenoord, Bayer Leverkusen, PSV, Club Brugge, hingga Atalanta.
"Tentu saja kami ingin [bermain dengan 'gaya Belanda'], tapi pada akhirnya Anda ingin menang dan ini [hal] yang paling penting," kata Klaassen.

Di babak perempat final, Belanda akan menantang Argentina, tim yang mengalahkan mereka di semifinal Piala Dunia 2014 lewat adu penalti menyusul hasil imbang 0-0 di Sao Paulo.
Saat itu, Belanda juga dilatih oleh Louis van Gaal, yang uniknya, menerapkan strategi hampir identik dengan tim De Oranje di Piala Dunia 2022, bermain pragmatis dan mengandalkan transisi positif cepat.
Bek Nathan Ake mengatakan para pemain ingin bertarung dengan baik untuk sang pelatih sebelum ia mundur dari posisinya pada akhir turnamen nanti.
Menurut Ake, salah satu rahasia dia dan rekan-rekannya mampu tampil begitu solid untuk De Oranje di Piala Dunia 2022 Qatar adalah berkat tangan dingin Van Gaal. Sang pelatih mampu memberi instruski jelas hingga pemain sangat paham akan tugasnya di atas lapangan.
"Sejak dia datang dia memiliki pengaruh luar biasa bagi kami, dia sangat lugas dan dia membuat semua orang tahu apa yang dia pegang," kata Ake soal Van Gaal dikutip dari AFP.
Baca Juga: Pelatih Kroasia Akui Takut Jumpa Brasil di 8 Besar Piala Dunia 2022: Kalau Bisa di Final Saja
"Apabila Anda seorang starter atau apabila Anda di bangku cadangan maka Anda tahu benar-benar apa yang harus Anda lakukan di tim ini."