Awal Mula Retaknya Hubungan Shin Tae-yong dan Park Hang-seo, dari Sahabat jadi Rival

Suara.com - Mengupas kisah awal mula hubungan Shin Tae-yong dan Park Hang-seo memanas jelang pertemuan keduanya dalam semifinal Piala AFF 2022, Indonesia vs Vietnam.

Timnas Indonesia akan menghadapi lawan berat yakni Vietnam di semifinal leg pertama Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (6/1/2022) pukul 16.30 WIB.

Dalam laga ini, kedua tim akan bersaing memperebutkan tiket ke babak final ajang dua tahunan bergengsi di Asia Tenggara tersebut.

Perbesar

Duel Indonesia vs Vietnam ini banyak menyita perhatian. Selain karena rivalitas kedua tim, duel ini akan mempertemukan dua juru taktik asal Korea Selatan, Shin Tae-yong dan Park Hang-seo.

Kedua pelatih ini dianggap sebagai juru latih terbaik yang dimiliki Korea Selatan. Hal ini tak lepas dari pengalaman segudang yang mereka miliki.

Shin Tae-yong dikenal sebagai mantan pelatih Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 yang mampu menumbangkan juara bertahan, Jerman.

Perbesar

Sedangkan Park Hang-seo sempat mengemban tugas sebagai asisten Guus Hiddink kala menukangi Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002 hingga akhirnya berhasil menembus semifinal.

Meski berasal dari negara yang sama, ternyata Shin Tae-yong dan Park Hang-seo tak memiliki hubungan yang terbilang akur.

Padahal, dulunya kedua pelatih yang kini jadi rival ini adalah sepasang sahabat karena memiliki profesi yang sama.

Baca Juga: 8 Fakta Menarik Jelang Indonesia vs Vietnam di Semifinal Piala AFF 2022

Lantas, mengapa hubungan Shin Tae-yong dan Park Hang-seo yang dulunya baik-baik saja kini justru memanas?

Alasan Hubungan Shin Tae-yong dan Park Hang-seo Memanas

Shin Tae-yong pernah mengisahkan persahabatannya dengan Park Hang-seo di masa silam yang kini justru merenggang

Hubungan keduanya terjalin saat Shin Tae-yong berstatus pemain dan Park Hang-seo adalah pelatih fisik Timnas Korea Selatan.

Setelah Shin Tae-yong pensiun dari tim nasional, ia kemudian melanjutkan kariernya ke Australia dan mulai meraba dunia kepelatihan.

Juru taktik berusia 52 tahun itu kemudian kembali ke Korea Selatan dan menjadi pelatih. Di negaranya itu, ia pun kemudian beradu taktik dengan Park Hang-seo yang juga melatih klub.