Selain tragedi Kanjuruhan, faktor kedua yang memengaruhi keputusan Australia adalah kontroversi penolakan Timnas Israel U-20 dalam Piala Dunia U-20 2023.
Sejumlah pihak di Indonesia menentang keikutsertaan Israel dalam turnamen ini, yang pada akhirnya memaksa FIFA untuk mencabut hak tuan rumah Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 2023.
Keputusan ini dianggap sebagai pukulan telak bagi reputasi Indonesia dalam dunia sepak bola internasional. Para pengunjuk rasa, termasuk Gubernur Bali, berperan penting dalam memaksa FIFA mengambil tindakan ini.
Kontroversi ini telah menciptakan ketidakpastian dan keraguan mengenai kemampuan Indonesia untuk menjadi tuan rumah turnamen sepak bola besar seperti Piala Dunia.
Dengan tragedi Kanjuruhan dan kontroversi penolakan Timnas Israel yang masih membayangi, tampaknya Australia lebih memilih bermitra dengan Singapura dan Malaysia untuk mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu mengatasi tantangan besar dalam membangun reputasinya dalam dunia sepak bola internasional jika ingin menjadi tuan rumah turnamen prestisius seperti Piala Dunia FIFA.