Maradona hanya kalah dua gol dari Ramon Diaz, yang menjadi pencetak gol terbanyak turnamen.
Maradona Tak Boleh Dikasari
Mundari Karya, manajer Barito Putera saat ini, memiliki kenangan khusus saat menghadapi Diego Maradona di Piala Dunia U-20 1979.
Sebagai salah satu pemain Timnas Indonesia U-20 waktu itu, Mundari menceritakan bagaimana timnya diberi instruksi khusus untuk tidak bermain kasar terhadap Maradona, yang dianggap sebagai aset dunia oleh FIFA.
"Tapi memang waktu sebelum pertandingan, ini pengalaman juga yah. FIFA yang tidak tahu mungkin sepakbola Indonesia waktu itu ada pesan jangan kasari dia (Maradona)," ujar Mundari.
"Ada pemain kita bek kiri Tomy Herru Latuperissa dia dari Medan, kan mainnya rap-rap. Baru mulai main Maradona dihajar. Langsung dikeluarin dia sama pelatih," pungkasnya.
Laga Klasik yang Akan Selalu Dikenang
Pertemuan antara Timnas Indonesia U-20 dan Argentina U-20 di Seoul Earth On Us Cup 2024 ini mungkin tidak memiliki bobot yang sama dengan laga mereka di Piala Dunia U-20 1979, namun tetap menjadi momen penting bagi kedua tim.
Untuk Timnas Indonesia, ini adalah kesempatan untuk menghadapi salah satu tim kuat dunia, sementara bagi Argentina, ini adalah kesempatan untuk kembali menunjukkan kualitas generasi mudanya.
Laga klasik di Piala Dunia U-20 1979 akan selalu diingat sebagai salah satu momen ketika Maradona muda menunjukkan sihirnya di lapangan, dan menjadi bagian dari perjalanan legendarisnya menuju puncak sepak bola dunia.