Infografis
Suara.com - Pemain keturunan Indonesia di Belanda sangat banyak. Pemain-pemain itu kini jadi sorotan publik sepak bola Indonesia setelah program naturalisasi PSSI terbilang cukup berhasil.
Terbaru tiga pemain keturunan Indonesia yang berkarier di Belanda yakni, Ole Romeny, Tim Geypens, dan Dion Markx akan memperkuat tim Merah Putih setelah kemarin Senin (3/2) menjalani proses naturalisasi
Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang menarik bagi pemain keturunan Indonesia lainnya seperti gelandang serang berdarah Pulau Kei, Maluku, Navarone Foor.
Nama pemain berusia 33 tahun ini sebenarnya tidak terlalu asing. Ia sempat ditawari untuk menjadi pemain naturalisasi saat Timnas Indonesia dilatih oleh Simon McMenemy.
Bahkan McMenemy sempat mengirimkan pesan kepada Foor via Instagram. Namun pesan itu baru dibukan oleh Foor dua tahun kemudian setelah McMenemy tak lagi jadi pelatih Timnas Indonesia.
Kekinian, Foor kembali mengutarakan keinginannya untuk membela Timnas Indonesia. Hal itu disampaian oleh Foor saat bincang-bincang dengan Yussa Nugraha.
"Saya terbuka untuk membela Timnas Indonesia. Saya sangat menghargai dukungan dari suporter kepada saya,” kata Navarone Foor seperti dikutip dari Youtube Yussa Nugraha.
“Saya ingin keluarga di Indonesia bangga. Saya akan memberikan 1000 persen untuk Indonesia jika saya mendapat kesempatan,” tambahnya.
Foor juga bukan sosok tak asing bagi pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks. Keduanya sama-sama pernah bermain di klub Vitesse Arnhem pada 2016/2017.
Baca Juga: Jadi Pemain Muda Terbaik di Thailand, Pratama Arhan Buktikan Dirinya Tak Jago Kandang!
Karier Foo sendiri dimulai saat ia bermain di tim muda NEC pada 2009. Ia bermain di tim NEC U-19 sampai 2011 dan promosi ke tim utama NEC.
Di tim utama NEC ini, Foor menjadi rekan setim eks bomber Bali United, Melvin Platje. Di NEC juga, Foor sempat menjadi pemain terbaik kedua di sebuah kompetisi sepak bola yang digagas kelompok Republik Maluku Selatan alia RMS di Belanda.
"Saya memenangkan hadiah sebagai pemain terbaik kedua di turnamen Soumokil. Tetapi yang saya suka ialah reaksi kakek saya," ucap Foord pada 2012 seperti dilansir dari laman resmi NEC.
Menurut Foor sang kakek sangat bangga dengan capaiannya itu disebabkan latar belakang yang berasal dari Maluku.
"Turnamen itu disebut turnamen Soumokil, merujuk pada Christiaan Robbert Steven Soumokil, mantan presiden Republik Maluku Selatan," tulis laporan NEC.
