Sebagai gantinya, sang pelatih lebih memilih Adam Zimarino dan Zacob Brazete untuk mengisi posisi striker utama.
Minimnya kesempatan bermain membuat Rafael Struick semakin sulit menunjukkan kemampuannya di kompetisi tertinggi Australia.
Kondisi ini pun membuat label "Camat" (Cadangan Mati) semakin melekat padanya di kalangan penggemar sepak bola Indonesia.
Brisbane Roar sendiri tengah mengalami musim yang berat. Klub hanya mampu mengumpulkan lima poin dari 14 pertandingan yang telah dijalani.
Dari jumlah tersebut, mereka hanya meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan 11 kekalahan.
Situasi sulit ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pelatih lebih selektif dalam menurunkan pemain, termasuk keputusan untuk tidak memberikan banyak menit bermain bagi Struick.
Sebagai pemain yang sebelumnya selalu mendapat kepercayaan dari pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi Struick.
Kini, dengan kehadiran Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia, peran Struick di skuat Garuda juga bisa dipertimbangkan ulang, mengingat Kluivert ingin memastikan semua pemainnya mendapatkan waktu bermain reguler di klub masing-masing.
Baca Juga: Hadapi Persib, Alfeandra Dewangga Punya Motivasi Khusus