“Anggap aja ini (sindiran) semacam Warning. Ayo pemerintah, PSSI, bagaimana caranya ke depan komposisi ini bisa diubah jadi lebih dominan pemain Indonesia (lokal) daripada naturalisasi,” lanjut Didi Riyadi.
![Didi Riyadi [Instaagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/22/40379-didi-riyadi.jpg)
“Saya yakin di Indonesia banyak bibit-bibit atlet yang luar biasa. Nah kenapa ini ga bisa dimaksimalkan, dioptimalkan,” tukasnya.
Sekadar informasi tambahan, PSSI sendiri melalui Erick Thohir sudah menegaskan bahwa program naturalisasi ini dimaksudkan untuk mengangkat prestasi Timnas Indonesia.
Namun seiring berjalannya program naturalisasi, Erick Thohir juga fokus pada pengembangan dan pembinaan untuk bibit-bibit muda di kancah sepak bola Indonesia.
Garuda Muda Berjaya
Timnas Indonesia U-17 mencetak sejarah baru dengan kemenangan tipis namun berarti atas Korea Selatan U-17 dalam laga perdana Grup C Piala Asia U-17 2025. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jeddah, Arab Saudi, Jumat (4/4), berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan Garuda Muda.
Gol semata wayang yang menjadi penentu kemenangan dicetak oleh Evandra Florasta di masa injury time babak kedua, tepatnya pada menit ke-90+1. Aksi Evandra menjadi penentu setelah ia memanfaatkan bola rebound dari kiper Korea Selatan, Park Dohun, yang gagal menangkap sempurna bola penalti yang sempat ditepisnya.
Sejak peluit awal dibunyikan, Korea Selatan tampil mendominasi jalannya pertandingan. Tim asal Asia Timur ini terus memberikan tekanan kepada lini pertahanan Indonesia, terutama di babak pertama. Peluang emas datang dari kaki Kim Yegeon di menit ke-11, namun tendangannya hanya mengenai mistar gawang.
Indonesia tak tinggal diam. Mierza Fijatullah mendapat kesempatan emas pada menit ke-14 dalam situasi satu lawan satu, tetapi kegagalannya dalam penyelesaian akhir membuat peluang itu sirna. Setelah itu, gelombang serangan dari Taeguk Warriors muda terus menguji barisan pertahanan Indonesia, terutama penjaga gawang Dafa Al Gasemi yang tampil solid.
Baca Juga: Denny Landzaat Pulang Kampung ke Ambon: Diarak Warga hingga Pidato Bahasa Indonesia
Sejumlah peluang dari Korea Selatan kembali datang di menit-menit berikutnya, termasuk dari Oh Haram dan Kim Jihyuk yang tendangannya melayang tipis di atas mistar. Namun, pertahanan Garuda Muda tetap kokoh hingga turun minum dengan skor tetap 0-0.
Memasuki babak kedua, skema permainan tak banyak berubah. Korea Selatan masih menguasai penguasaan bola dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Namun, penyelesaian akhir yang buruk membuat peluang demi peluang terbuang sia-sia.
Park Byeongchan nyaris membuka keunggulan melalui sundulan di depan gawang, tetapi bola melambung. Jin Geonyoung juga menguji ketangguhan Dafa dengan tembakan mendatar di menit ke-66, namun kiper Indonesia itu berhasil menyelamatkan gawangnya.
Tekanan Korea Selatan mencapai puncaknya di menit ke-69 ketika mereka memperoleh dua peluang berturut-turut. Bola crossing dari Kim Jisung membentur mistar, lalu disambut tendangan Jang Woosik yang sayangnya masih melebar.
Namun, semua upaya tersebut tak membuahkan hasil bagi tim asuhan Back Ki-tae. Justru Indonesia yang mampu memanfaatkan celah di menit-menit akhir pertandingan. Serangan balik cepat membuat lini belakang Korea Selatan kewalahan. Penalti diberikan kepada Indonesia setelah bola mengenai tangan pemain Korea Selatan akibat tekanan Mathew Baker.
Evandra Florasta yang menjadi algojo penalti sempat digagalkan oleh Park Dohun, namun bola muntah langsung disambar Evandra dan berbuah gol kemenangan. Gol itu sekaligus mengunci tiga poin pertama bagi Indonesia di ajang bergengsi ini.