Suara.com - Rumah eks ketum PSSI periode 2013-2015, La Nyalla Mattalitti yang berlokasi di kawasan Jalan Wisma Permai Barat, Surabaya, Jawa Timur digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (14/4).
Penggeledahan terhadap rumah anggota DPD itu berkaitan dengan perkara dugaan korupsi dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 2021-2022.
Terlepas dari penggeledahan yang dilakukan KPK, sosok La Nyalla tentu tak asing bagi pencinta sepak bola nasional.
La Nyalla bisa dibilang menjadi salah satu tokoh saat Geger Geden PSSI pada periode suram sepak bola nasional.
Sebelum terjun di dunia sepak bola nasional, pria kelahiran Jakarta 65 tahun lalu itu lebih dulu berkiprah di KONI provinsi Jawa Timur. Ia tercatat sempat menjadi wakil ketua KONI Jatim.

Pada saat Djohar Arifin menjadi ketum PSSI periode 2011 sampai 2015, La Nyalla menjadi anggota Exco.
La Nyalla kemudian mengambil langkah cukup ekstrem dengan membuat federasi tandingan PSSI yang diberi nama Komite Penyelamatan Sepak Bola Indonesia atau KPSI.
Pada periode Geger Geden ini, kompetisi sepak bola Indonesia ada dua, Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL). KPSI saat itu pro dengan ISL.
Menariknya di satu momen wawancara dengan awak media saat mendaftar sebagai calon ketum PSSI pada 2023 lalu, La Nyalla sempat singgung soal KPSI.
Baca Juga: Transformasi Timnas Indonesia: PSSI Tancap Gas Jelang Piala Dunia U-17 2025
"Saya membuat KPSI yang organisasinya palsu tapi anggotanya asli," ucap La Nyalla saat itu.