Suara.com - Program naturalisasi yang gencar dilakukan PSSI mengangkat capaian Timnas Indonesia. Pemain keturunan yang dinaturalisasi terbukti membawa Timnas Indonesia k arah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Meski terlalu prematur mengatakan naturalisasi datangkan kesuksesan dan prestasi untuk Timnas Indonesia. Program ini setidaknya dicontoh oleh negara tetangga.
Malaysia hingga Vietnam ikut menjalani program naturaliasi untuk tim nasional mereka. Malaysia mirip-mirip dengan Indonesia membidik pemain yang masih punya garis keturunan Melayu.
Meski Negeri Jiran itu juga melakukan naturalisasi kepada pemain yang tidak punya akar Malaysia, mirip seperti Timnas Indonesia di era Cristian Gonzales.
Tercatat ada tiga pemain dari Amerika Latin telah dinaturalisasi Malaysia, Endrick Dos Santos dan Paulo Joseu dari Brasil, serta Romel Morales dari Kolombia.

Hal sama juga dilakukan Vietnam. Namun menurut media Vietnam, Pha Pluat, naturalisasi yang dilakukan PSSI-nya Vietnam, VFF berbeda jauh dengan tim lain, termasuk Timnas Indonesia.
Vietnam mengklaim bahwa program naturalisasi yang mereka lakukan lebih keren dan selektif dibanding Timnas Indonesia ataupun negara tetangga lainnya.
"Media dan suporter Asia Tenggara telah menyatakan kekagumannya dan keterkejutan terhadap sepak bola Vietnam ketika kami secara selektif dan strategis memilih pemain naturalisasi," klaim media Vietnam tersebut, Rabu (23/4).
"Alih-alih melakukan seleksi massal seperti tim-tim lain. Pujian disampaikan publik kepada pemain naturalisasi, Nguyen Xuan Son, ia berbeda dengan sederet pemain naturalisasi dari Indonesia, Malaysia ataupun China," sambung media Vietnam tersebut.
Baca Juga: Striker Andalan Sembuh dari Cedera, China Sesumbar Bisa Kalahkan Timnas Indonesia
Dalam ulasannya media Vietnam itu mengklaim naturalisassi mereka lebih keren dibanding Timnas Indonesia dan negara lain karena sikap dari si pemain.
Nguyen Xuan Son bernama lahir Rafaelson, ia tidak punya akar keluarga Vietnam. Orang tuanya asli Brasil dan ia lahir di kota Pirapermas, wilayah timur laut Brasil.
Rafaelson dinaturalisasi karena torehan gol selama berkarier di Liga Vietnam. Rafaelson awal berkarier di Liga Vietnam pada 2020 saat gabung ke klub Nam Dinh.
Menurut media Vietnam, Rafaelson mendapatkan kewarganegaraan Vietnam lewat proses seleksi ketat dari VFF.
Lebih lanjut media Vietnam itu mengklaim naturalisasi kepada Rafaelson tidak menghilangkan jati diri sepak bola mereka.

"Pers Indonesia mengibaratkan tren naturalisasi sepak bola Vietnam masih mempertahankan jati dirinya, tidak kehilangan gaya bermain dan semangat juang," ulas Pha Pluat.
"Hal ini berkat seleksi ketat VFF, kehati-hatian dalam mengevaluasi sikap pemain asing dan terutama dari intergritas tulus pemain seperti Nguyen Xuan Son,"
Pada dasarnya naturalisasi yang dilakukan Vietnam tak berbeda jauh dengan Malaysia. Dua negara ini mengincar pemain asing yang jadi bintang di kompetisi masing-masing.
Langkah serupa juga pernah dilakukan oleh PSSI saat melakukan naturalisasi kepada Cristian Gonzales yang jadi bomber haus gol saat membela Persik Kediri.
Justru di program naturalisasi PSSI saat ini, pemain yang dibidik ialah mereka yang punya akar Indonesia. Memiliki rasa cinta kepada tanah leluhur.
Vietnam sendiri sebenarnya memiliki sejumlah pemain yang memiliki akar negara itu, seperti eks pemain Sochaux, Jason Pendant.
Jason Pendant memiliki darah Vietnam dari sang ibu dan ia sudah dinaturalisasi. Bahkan namanya pun sudah diubah menjadi Cao Pendant Quang Vinh.
Lalu ada pemain muda kelahiran Moskow, Rusia, Viktor Le. Eks pemain CSKA Moskow itu juga memiliki darah Vietnam dari sang ayah sementara sang ibu dari Rusia.
Viktor Le saat ini sudah memperkuat tim U-23 Vietnam. Ia cukup berbakat dan dianggap sebagai bintang muda Vietnam.
Menurut media Vietnam itu, naturalisasi di negara mereka tidak mengikuti tren dan tidak meng-asingkan tim nasional seperti yang dilakukan Timnas Indonesia.
"Naturalisasi kami tidak terburu-buru atau mengikuti tren meng-asingkan tim nasional seperti rival regional kami, sepak bola Vietnam menempuh jalur yang hati-hati dan efektif,"