Suara.com - Pemecatan Steve Holland dari posisinya sebagai pelatih Yokohama F Marinos bisa memberi dampak positif buat Sandy Walsh.
Keputusan tim berjuluk Marinos itu memecatnya tak lepas dari rentetan hasil buruk yang didapat Sandy Walsh cs di kancah Liga Jepang atau J-League.
Di J-League 2025 ini, Yokohama F Marinos harus bertengger di posisi ke-19 dari 20 tim yang ada, usai mencatatkan 1 kemenangan, 5 hasil imbang, dan 5 kekalahan.
Selain hasil, keputusan Steven Holland yang menepikan Sandy Walsh dalam lima pertandingan terakhir. Dengan perginya Holland dari Marinos, apa saja dampaknya untuk Sandy?
1. Kesempatan Bermain Terbuka Lagi
![Bek Timnas Indonesia, Sandy Walsh dan timnya, Yokohama F. Marinos tengah bersiap menghadapi salah satu laga terbesar mereka musim ini saat bertandang ke Arab Saudi untuk menghadapi Cristiano Ronaldo dan Al-Nassr di perempat final AFC Champions League Elite 2024/2025. [Dok. IG Sandy Walsh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/19/80371-sandy-walsh.jpg)
Sandy Walsh bukan tanpa kesempatan bermain di musim ini bersama Yokohama, namun menit bermain semakin berkurang di pentas J1 League.
Dari 11 pertandingan di liga, Sandy baru bermain lima kali. Tiga di antaranya bermain sebagai starter dan dua lainnya masuk sebagai pemain pengganti.
Perginya Steve Holland diharapkan bisa menjadi titik balik dari kesempatan Sandy Walsh yang kembali terbuka dan mendapat lebih banyak menit bermain.
2. Kembali ke Posisi Asli
Baca Juga: Parkir Sandy Walsh 4 Pertandingan, Pelatih Yokohama F Marinos Dipecat

Steve Holland tidak memaksimalkan Sandy Walsh dengan baik di Yokohama F Marinos. Pelatih asal Inggris itu memainkan Sandy bukan di posisi aslinya.
Sandy yang biasanya bermain sebagai bek kanan, justru lebih sering ditempatkan sebagai bek tengah, bahkan tidak jarang digeser sebagai bek kiri.
Tiga penampilannya di Liga Champions AFC Elite bahkan dimainkan Sandy Walsh sebagai bek. Beruntung pemain 30 tahun itu tetap mampu menunjukkan penampilan apik meski bukan di posisi aslinya.
3. Bangkitkan Performa Yokohama Marinos
![Suara-suara Ini Masih Terngiang-ngiang Bikin Bulu Kuduk Sandy Walsh Berdiri [Instagram Sandy Walsh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/17/31225-sandy-walsh.jpg)
Pergantian pelatih nantinya untuk menempati posisi Steve Holland, bisa menjadi titik balik baki Yokohama untuk bangkit dan Sandy Walsh punya peluang untuk lebih terlibat.
Jika kesempatan bermainnya diberikan lebih banyak dan eks pemain KRC Genk itu mampu membuktikan dengan hasil positif, performa Yokohama berpotensi meningkat.
Sandy Walsh Terpinggirkan di Yokohama F. Marinos
Sandy Walsh tengah menjalani periode sulit dalam kariernya bersama Yokohama F. Marinos.
Bek kanan andalan Timnas Indonesia itu mulai kehilangan tempat di tim utama dan lebih sering terlihat menghangatkan bangku cadangan.
Walsh resmi bergabung dengan Yokohama F. Marinos pada Februari 2025, dengan kontrak yang mengikat hingga musim panas 2027.
Awalnya, pemain berusia 30 tahun ini menunjukkan sinyal positif. Ia sempat tampil dalam lima laga di J1 League, dengan tiga kali dipercaya sebagai starter.
Namun, nasib berkata lain. Dalam lima pertandingan terakhir di liga, nama Sandy Walsh tak lagi masuk dalam susunan pemain utama.
Meski begitu, eks penggawa KV Mechelen itu masih sempat mencicipi menit bermain sebagai starter dalam tiga laga terakhir Liga Champions Asia (AFC).
Kondisi klub pun tak lebih baik. Yokohama F. Marinos saat ini terpuruk di dasar klasemen J1 League, yakni posisi ke-20.
Dari 12 pertandingan, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan dan baru mengumpulkan delapan poin—sebuah awal musim yang mengecewakan bagi klub sebesar Marinos.
Kondisi tersebut turut berujung pada pemecatan pelatih Steve Holland. Eks asisten manajer Chelsea dan Timnas Inggris itu hanya mampu bertahan selama empat bulan, membimbing tim dalam 15 laga dengan catatan lima kemenangan, lima hasil imbang, dan lima kekalahan.
Kini, masa depan Sandy Walsh bersama Yokohama F. Marinos mulai dipertanyakan. Mampukah ia kembali merebut tempat di tim inti, atau justru kariernya di Jepang berakhir lebih cepat dari yang direncanakan?
Kontributor: Aditia Rizki