Salah satu hal yang memperkuat kemungkinan naturalisasi Struijk adalah latar belakang keluarganya. Sang kakek dari pihak ibu, Peter Weydemuller, berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Sesuai regulasi FIFA, pemain yang memiliki garis keturunan langsung dari negara tertentu bisa memperkuat timnas negara tersebut.
Fakta ini menjadi modal besar bagi PSSI yang kini giat mencari pemain diaspora berkualitas untuk memperkuat skuad Merah Putih. Struijk pun menjadi salah satu kandidat paling potensial dalam proyek naturalisasi gelombang baru.
Menariknya, pendekatan dari Timnas Indonesia terhadap Struijk tampaknya sudah dimulai secara langsung. Pelatih kepala Garuda, Patrick Kluivert, kedapatan menghadiri pertandingan antara Leeds United dan Oxford United akhir pekan lalu. Dalam momen itu, Kluivert terlihat duduk berdampingan dengan Struijk di tribun, didampingi asisten pelatih Denny Landzaat dan penasihat teknis PSSI, Jordi Cruyff.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak PSSI, kemunculan para tokoh penting ini dalam satu frame dengan Struijk tentu bukan kebetulan semata. Ini adalah sinyal kuat bahwa proses pendekatan sudah berjalan, dan bukan tidak mungkin pembicaraan serius soal naturalisasi sudah dimulai.
Media Belanda pun ikut menyoroti isu ini. Voetbal Primeur menyebut bahwa Struijk sudah memiliki izin untuk membela Timnas Indonesia, membuka pintu selebar-lebarnya bagi proses naturalisasi.
Jika hal ini terealisasi, Struijk akan mencetak sejarah sebagai pemain pertama dalam skuad Garuda yang pernah berkarier di Premier League. Ini bukan hanya lompatan prestisius bagi dirinya, tetapi juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi sepak bola nasional.
Dengan pengalaman dan kualitas bermain di level tertinggi, kehadiran Struijk akan menjadi suntikan kekuatan baru di lini belakang Timnas Indonesia. Dan siapa tahu, keputusan yang dulu sempat ia tolak bisa menjadi jalan baru yang justru lebih bermakna – membela tanah leluhurnya yang selama ini hanya ia kenal dari cerita keluarga.