Suara.com - Isu mengenai rencana naturalisasi bek Leeds United, Pascal Struijk, kembali mengemuka di kalangan pecinta sepak bola Asia Tenggara. Kabar ini mencuat usai kunjungan Direktur Teknik PSSI, Patrick Kluivert, ke Inggris dalam rangka memantau perkembangan pemain-pemain diaspora Indonesia.
Dalam kunjungannya, Kluivert diketahui menyaksikan pertandingan klub Oxford United yang diperkuat oleh dua pemain keturunan, Ole Romeny dan Marselino Ferdinan. Namun, sorotan publik justru tertuju pada kehadiran Kluivert dalam satu tribun dengan Pascal Struijk, pemain bertahan Leeds United yang baru saja membawa timnya promosi ke Liga Inggris untuk musim depan.
Momen tersebut memicu spekulasi bahwa Indonesia masih membuka peluang besar untuk membawa Struijk ke dalam skuad Garuda melalui jalur naturalisasi.
![Mencuatnya nama Pascal Struijk sebagai calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia menjadi pembicaraan banyak pihak. [Instagram Pascal Struijk]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/06/89052-pascal-struijk.jpg)
Kehadiran Kluivert bersama Struijk tidak luput dari pengamatan media asing, termasuk dari Vietnam. Media olahraga TheThao247.vn secara khusus menyoroti langkah PSSI yang dinilai serius dalam memburu talenta berkualitas dari Eropa.
Laporan dari media tersebut menyebutkan bahwa PSSI sedang mempertimbangkan Struijk sebagai salah satu dari lima pemain yang berpotensi dinaturalisasi dalam waktu dekat.
Nilai pasar sang bek yang mencapai 16 juta euro atau sekitar Rp153 miliar disebut sebagai indikasi kualitas yang dimiliki pemain berusia 24 tahun itu.
TheThao247.vn juga menilai bahwa kehadiran Struijk bisa menjadi solusi jangka pendek untuk memperkuat lini pertahanan Timnas Indonesia menjelang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Pelatih kepala Patrick Kluivert dikatakan memprioritaskan menemukan pemain yang dapat segera digunakan. Baru-baru ini, ia dan rekannya terbang ke Inggris, bertemu Ole Romeny dan Marselino Ferdinan di Oxford United. Patrick Kluivert juga mendekati Pascal Struijk, yang baru saja memenangi gelar Divisi Championsip dan promosi ke Liga Inggris untuk musim depan," tulis TheThao247vn, dikutip Selasa (6/5/2025).

Jika proses naturalisasi berjalan cepat dan tanpa hambatan, Struijk bahkan memungkinkan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia pada bulan Juni mendatang.
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Dikonfirmasi Gabung ASEAN All Stars Lawan Manchester United
Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta sepak bola nasional, mengingat posisi bek tengah merupakan salah satu sektor yang cukup krusial dalam menghadapi lawan-lawan kuat seperti China dan Jepang.
Namun demikian, pihak internal PSSI memberikan pandangan yang berbeda. Exco PSSI, Arya Sinulingga, menilai bahwa komposisi skuad saat ini sudah cukup kompetitif.
Ia mengungkapkan bahwa performa Timnas Indonesia saat menghadapi Australia dan Bahrain menjadi bukti bahwa kualitas pemain lokal dan diaspora saat ini sudah mumpuni.
Arya menambahkan bahwa meskipun tidak menutup kemungkinan adanya tambahan pemain, namun itu tidak menjadi prioritas utama dalam waktu dekat. Fokus PSSI lebih kepada mempertahankan stabilitas skuad yang sudah ada dan memastikan persiapan optimal menuju laga-laga penting di Kualifikasi Piala Dunia.
Sikap ini mencerminkan kehati-hatian PSSI dalam menentukan pemain naturalisasi. Meski semangat untuk memperkuat skuad dengan pemain berdarah Indonesia yang berkarier di luar negeri cukup tinggi, kebutuhan riil dalam tim tetap menjadi pertimbangan utama.
Struijk sendiri adalah pemain yang memiliki rekam jejak kompetitif tinggi. Lahir di Belgia dan besar di Belanda, ia merupakan produk akademi Ajax Amsterdam dan kini menjadi pilar utama Leeds United.
Dengan pengalaman bermain di kompetisi kasta tertinggi Inggris, kehadirannya tentu bisa menambah dimensi baru dalam strategi permainan Indonesia.
Isu naturalisasi pemain keturunan memang menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya minat pemain diaspora untuk membela Merah Putih. Sejumlah nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama telah resmi menjadi bagian dari skuad Garuda, dan mereka turut memberikan kontribusi nyata dalam performa tim nasional.
Rencana PSSI untuk menambah lima pemain naturalisasi ke depannya juga memperlihatkan bahwa federasi tengah mengincar target jangka panjang dalam peta persaingan Asia. Namun di sisi lain, kesiapan mental dan integrasi pemain ke dalam budaya sepak bola Indonesia menjadi tantangan yang tidak bisa dianggap remeh.
Maka dari itu, terlepas dari kabar kedekatan Kluivert dengan Struijk, keputusan final akan sangat bergantung pada kebutuhan teknis tim serta keberhasilan proses administratif yang kerap kali memakan waktu.
Publik sepak bola Indonesia kini menanti langkah konkret selanjutnya dari federasi: apakah Pascal Struijk akan menjadi senjata baru Timnas Indonesia, ataukah isu ini akan kembali menjadi sekadar wacana tanpa realisasi?