Aksi yang dianggap tidak mencerminkan semangat fair play dan menghormati lawan itu dianggap mencoreng nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh FIFA.
Yang membuat situasi ini semakin ironis adalah hubungan baik yang selama ini dikenal antara Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Keduanya bahkan diketahui memiliki kedekatan personal yang cukup kuat. Namun, tampaknya kedekatan tersebut tidak cukup untuk menghindarkan PSSI dari konsekuensi disipliner yang tegas dari otoritas sepak bola dunia tersebut.
Pertanyaannya pun kembali muncul di kalangan publik, mengapa Timnas Indonesia begitu sering mendapatkan sanksi dari FIFA, khususnya selama gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini?
Faktanya, dua hukuman yang dijatuhkan baru-baru ini bukanlah yang pertama bagi PSSI.
Sebelumnya, pada November 2024, FIFA juga menjatuhkan empat sanksi kepada Indonesia karena pelanggaran yang terjadi dalam tiga pertandingan, yaitu saat melawan Australia, Bahrain, dan China.
Pelanggaran pertama terjadi saat Indonesia menghadapi Australia pada 10 September 2024. Timnas Indonesia terlambat memulai pertandingan, yang membuat FIFA memberikan peringatan keras.
Hal serupa terjadi kembali dalam pertandingan melawan China pada 10 Oktober 2024. Keterlambatan memulai kick-off dalam dua laga tersebut menyebabkan PSSI didenda sebesar Rp178 juta.
Sanksi ketiga dijatuhkan kepada manajer Timnas Indonesia, Sumardji, yang menerima kartu merah karena tindakannya dalam pertandingan melawan Bahrain. Akibatnya, ia dijatuhi denda sebesar Rp89 juta dan larangan mendampingi tim dalam satu laga berikutnya.
Baca Juga: Gasak Bahrain, Daya Juang Timnas Futsal Putri Indonesia Patut Diapresiasi!
Tak berhenti di situ, pelanggaran keempat datang dari staf kepelatihan. Asisten pelatih Kim Jong-jin dianggap melakukan tindakan tidak sportif selama pertandingan melawan Bahrain.