Saat sanksi FIFA itu dijatuhkan, ranking Timnas Indonesia berada di peringkat ke-179. Bahkan ranking tersebut sempat terjun ke peringkat ke-191 pada 2016.
Usai sanksi itu dicabut, PSSI mulai mereformasi Timnas Indonesia dengan mendatangkan pelatih top sekelas Luis Milla, Shin Tae-yong, hingga kini Patrick Kluivert.
Tak hanya mendatangkan pelatih top, PSSI memulai program naturalisasi terhadap pemain keturunan di luar negeri. Program ini pun membuat Timnas Indonesia mulai berprestasi.
Pelan tapi pasti, ranking Timnas Indonesia meroket, dari sebelumnya ada di peringkat ke-179 pada 2015 dan 191 pada 2016, menjadi peringkat 123 di tahun 2025 ini.
Sayangnya, reformasi di Timnas Indonesia yang dilakukan PSSI pasca pencabutan sanksi FIFA tak berjalan baik untuk Liga Indonesia.
Sejatinya, PSSI sudah mencoba melakukan reformasi untuk kompetisi domestik dengan membentuk PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sebagai operator Liga 1 pada 2017.
Namun sejak Liga 1 bergulir pada 2017 hingga musim 2024/2025 ini, ranking kompetisi Indonesia justru tak mengalami peningkatan.
Sebelum adanya sanksi dari FIFA pada 2015 lalu, ranking Liga Indonesia, yakni ISL, sempat berada di peringkat ke-19 Asia.
Namun 10 tahun berselang atau pada musim 2024/2025 ini, ranking Liga Indonesia atau Liga 1 justru merosot ke peringkat ke-25 Asia.
Baca Juga: Bojan Hodak Bawa Kabar Buruk Persib Jelang Tandang ke Markas Persita, Semoga Tetap Tampil Bagus
Tak tanggung-tanggung, ranking kompetisi Liga 1 justru kalah dari Kamboja yang ada di peringkat ke-24 dan juga Singapura yang ada di peringkat ke-15.