Klub dengan kemampuan finansial yang kuat tentu bakal menjadi tim yang diuntungkan karena mereka bisa lebih leluasa dalam mengontrak pemain-pemain asing untuk bisa bersaing di kompetisi musim depan.
Sedangkan bagi tim yang pendanaannya terbatas, tambahan kuota pemain asing ini tidak bisa dimaksimalkan karena mereka punya keterbatasan dalam menyiapkan anggaran mengikuti kompetisi.
3. Memunculkan Banyak Masalah
Ada banyak masalah yang berpotensi terjadi apabila kebijakan ini benar-benar diterapkan. Yang pertama, kompetisi bakal jadi kurang menarik karena ada tim kuat karena mampu mengontrak banyak pemain asing berkualitas.
Akhirnya, persaingan menjadi menurun karena ketimpangan kekuatan ini. Selain itu, Timnas Indonesia juga bakal semakin bergantung dengan pemain naturalisasi karena pemain lokalnya tak banyak menit bermain.
Selain itu, dari aspek ekonomi, ada potensi keluarnya banyak uang ke luar negeri karena terlalu banyak pekerja asing di kompetisi sepak bola Indonesia.
Itulah sejumlah potensi efek negatif dari rencana penambahan kuota pemain asing di Liga 1 musim 2025/2026.
Wacana ini tentu perlu dikaji lebih dalam, mengingat dampaknya tidak hanya menyentuh aspek teknis di lapangan, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan sepak bola nasional secara keseluruhan.
Jika tidak diimbangi dengan kebijakan strategis untuk melindungi dan mengembangkan talenta lokal, langkah ini bisa menjadi bumerang bagi masa depan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Bojan Hodak akan Rotasi dan Turunkan Lapis Kedua, Persib Bandung Bisa Tetap Menang?
PSSI dan PT LIB perlu mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, mulai dari klub, pelatih, pemain, hingga suporter, agar keputusan yang diambil nantinya benar-benar membawa dampak positif bagi iklim sepak bola nasional.