Suara.com - Bos Arema FC, Yusrinal Fitriandi buka suara usai timnya disebut-sebut pernah curangi Semen Padang di Piala Presiden 2017 oleh Andre Rosiade yang merupakan penasihat tim berjuluk Kabau Sirah itu.
Apa yang disampaikan Andre viral di sosial media Instagram jelang kedua tim berhadapan dalam laga pamungkas Liga 1 2024/2025 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 24 Mei mendatang.
Andre Rosiade dalam unggahannya meminta kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memperhatikan serius laga ini, karena merasa pernah dicurangi.
Ia ingin duel tersebut disaksikan langsung oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir ditambah wasit yang memimpin laga ini wajib dari luar negeri.
![Andre Rosiade mengomentari kekalahan Timnas Indonesia atas Australia. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/26/29364-andre-rosiade-azizah-salsha-dan-pratama-arhan.jpg)
Yusrinal yang merasa timnya disenggol sindir lelaki yang juga seorang politisi itu.
Ia menekankan pentingnya menjaga sportivitas dan menghindari pernyataan yang kontraproduktif dan percaya pada profesionalisme kedua tim dan perangkat pertandingan.
"Kami mengharapkan agar semua pihak, terutama para pimpinan klub, dapat bersikap bijaksana, sportif dan menjunjung tinggi fair play," ujar Yusrinal dalam keterangan resminya, Senin (19/4/2024).
Yusrinal sembari mengingatkan jalannya semifinal Piala Presiden 2017 antara kedua tim yang bekerja keras sudah menjunjung fairplay serta sportifitas.
Yusrinal meminta agar Andre Rosiade lebih bersikap bijaksana dalam membuat pernyataan yang bersifat tuduhan kepada klub.
Baca Juga: 3 Permintaan Andre Rosiade kepada Erick Thohir Jelang Duel Arema FC vs Semen Padang
Ia mengajak agar semua pihak untuk fokus pada esensi sepak bola sebagai ajang adu strategi dan profesionalisme.
Yusrinal kemudian menyinggung pertemuan Arema FC dan Semen Padang di babak semifinal Piala Presiden 2017. Pada leg pertama yang berlangsung di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Kamis (2/3/2017), Semen Padang berhasil meraih kemenangan tipis 1-0.
Namun, Arema FC mampu membalikkan keadaan pada leg kedua di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (5/3/2017), dengan skor telak 5-2.
"Waktu itu, Semen Padang memang unggul agregat gol setelah leg pertama," tegas Yusrinal.
"Namun, Arema FC dengan semangat tinggi dan dukungan suporter mampu bangkit dan menang 5-2 di Kanjuruhan."
"Kelolosan ke final Piala Presiden 2017 itu adalah murni hasil kerja keras, strategi, dan profesionalisme tim kita," tegas Yusrinal.
Ia menambahkan seharusnya sepak bola Indonesia tidak diprovokasi hal-hal yang negarif seperti yang disampaikan Andre Rosiade.
"Bukan upaya membangun politisasi sepak bola yang sarat tebar kebencian dan kecurigaan, mohon ini dihindarkan, percayalah, sepak bola kita sudah bermartabat."
Pertandingan antara Arema FC dan Semen Padang sendiri akan digelar tanpa penonton sebagai konsekuensi dari sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, buntut adanya penyerangan bus Persik Kediri oleh oknum Aremania.
Yusrinal berharap, dalam kondisi ini, semua pihak dapat menunjukkan sikap profesional dan menjaga kondusifitas.
Yusrinal juga menekankan bahwa Arema FC berkomitmen untuk menjunjung tinggi fair play dan menghormati keputusan wasit. Ia berharap, semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan pertandingan yang berkualitas dan sportif.
"Kami mengimbau agar semua pihak, baik pemain, pelatih, ofisial, maupun suporter, dapat menghormati keputusan tersebut dan fokus pada pertandingan," pungkasnya.
Semen Padang Terancam Degradasi
Status Semen Padang memang masih terancam buat degradasi bersama dengan dua tim lainnya yakni Barito Putera dan PSS Sleman.
Di atas kertas, Semen Padang jadi tim paling diuntungkan karena kini menempati posisi ke-15 atau satu setrip di atas zona degradasi dengan 33 poin dari 33 pertandingan.
Tetapi, kemenangan wajib didapat saat berhadapan dengan Arema FC untuk mengamankan tempat di Liga 1 musim depan.
Hasil kekalahan bisa menjadi petaka bagi tim asal Sumatera Barat itu.

PSS Sleman dan Barito Putera yang ada di posisi 16-17 di mana sama-sama mengemas 31 poin bisa membuat Kabau Sirah masuk jurang degradasi.
Dari segi lawan, Semen Padang bisa dikatakan paling berat karena Arema FC adalah tim tangguh, terlebih di kandangnya sendiri.
Sementara PSS Sleman melawan Madura United di mana juga sebenarnya ada di papan bawah klasemen.
Begitu juga dengan Barito Putera karena lawan terakhirnya adalah PSIS Semarang, tim yang kini ada di posisi juru kunci sudah dipastikan turun kasta.
Semua tim yang ada di zona degradasi akan tampil bersamaan pada 24 Mei 2025.