“Orang-orang selalu membenci, baik ke aku atau ke Jennifer, dan mereka tidak tahu apapun tentang kami dan seberapa baik dia memperlakukan dan membantu semua orang, dan banyak orang yang dekat dengannya tidak tulus dan hanya menggunakannya untuk uang dan ketenaran,” tulis Justin lagi.
Komentar ini langsung memicu gelombang reaksi di media sosial, terutama dari para pengguna media sosial.
Banyak netizen mengecam tindakan Hubner yang dianggap terlalu jauh mencampuri urusan pribadi dan menilai sikapnya tidak mencerminkan sikap profesional seorang atlet.
Beberapa komentar bahkan menyindir gaya hidup Justin yang dianggap lebih mirip selebriti ketimbang pesepak bola.
"Fokus bola dulu baru mikir janda, kaya main lu bener aja," kata @hyo*** komentar di Instagram Justin Hubner.
"Tolong yang lagi dekat sama Justin Hubner sita dulu hpnya," kata netizen lain.
Sindiran demi sindiran pun bermunculan. Ada yang menilai performa Hubner di lapangan belum cukup bersinar sehingga tidak pantas menunjukkan sikap congkak di luar lapangan.
Beberapa penggemar juga membandingkannya dengan pemain seperti Elkan Baggott yang dianggap lebih fokus dan berkualitas sebagai bek.
Sementara itu, ada pula yang menilai bahwa lingkaran pergaulan dengan selebritas membuat fokus Hubner sebagai pesepak bola terganggu.
Baca Juga: Elkan Baggott Masuk, 3 Pemain Keturunan Timnas Indonesia Potensi Main di Liga Indonesia
Ia dinilai lebih sering muncul dalam gosip hiburan ketimbang berita sepak bola.
Tak sedikit komentar yang menyentil perbandingan antara kemampuan teknis Hubner dengan ekspektasi besar masyarakat terhadap pemain yang membela tim nasional.
Kritik pun semakin keras karena ia belum secara konsisten menembus skuad utama di klubnya.
Sorotan terhadap etika dan profesionalisme pun menjadi isu utama dalam perbincangan ini.
Banyak penggemar mengingatkan bahwa sebagai pemain yang mengenakan seragam Garuda, Hubner seharusnya menjaga sikap di ranah publik dan tidak mudah terlibat dalam drama personal yang dapat mempengaruhi citra timnas secara keseluruhan.
Kisruh yang melibatkan Justin Hubner dan keluarga Jennifer Coppen ini pada akhirnya menjadi refleksi bagaimana media sosial dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap atlet profesional.