Bukan Uang atau Popularitas, Simon Tahamata Ungkap Alasan Terima Pinangan PSSI

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 22 Mei 2025 | 18:09 WIB
Bukan Uang atau Popularitas, Simon Tahamata Ungkap Alasan Terima Pinangan PSSI
Legenda Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda berdarah Maluku, Simon Tahamata. [Dok/IG Simon Tahamata]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan soal uang ataupun popularitas yang jadi alasan Simon Tahamata mau menerima pekerjaan sebagai kepala pemandu bakat sepak bola nasional.

PSSI resmi mengumumkan Simon Tahamata, legenda Ajax Amsterdam sebagai kepala pemandu bakat sepak bola nasional, Kamis (22/5/2025).

Rumor soal Simon Tahamata akan bekerja di Timnas Indoneia sebenarnya sudah santer terdengar dari beberapa bulan lalu.

Ia sempat digadang-gadang menjadi Dirtek Timnas Indonesia. Namun rumor itu sempat meredup.

Menurut manajer Simon Tahamata, ada alasan kuat mengapa legenda Ajax itu mau terima pinangan dari PSSI.

Resmi! Simon Tahamata Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia (PSSI)
Resmi! Simon Tahamata Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia (PSSI)

"Mereka (PSSI) akan segera memberinya semua ruang untuk bekerja demi tujuan, (sepak bola Indonesia) menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi," ucap manajer Simon Tahamata seperti dilansir Suara.com dari At5.nl

Ditambahkan oleh manajer Simon Tahamata bahwa legenda Ajax itu juga mau menerima pinangan PSSI karena ada sosok Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.

"Dia bisa melakukannya dengan sangat baik. Jadi ya, Kluivert memang salah satu alasan untuk mengatakan ya untuk pekerjaan ini," katanya.

Simon menurut sang manajer tidak hanya fokus pada pencarian bakat untuk sepak bola putra namun putri.

Baca Juga: Berapa Tinggi Badan Simon Tahamata? Kepala Pemandu Bakat atau Head of Scouting Timnas Indonesia

"Dia akan bertanggung jawab atas bakat dan pemain baru untuk kedua tim nasional Indonesia, putra dan putri,"

Penunjukkan Simon Tahamata sebagai head of scouting ini merupakan komitmen PSSI untuk pengembangan sepak bola nasional ke panggung dunia.

Simon Tahamata nantinya akan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda.

“Kami sangat antusias menyambut Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI. Pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia,” kata ketum PSSI Erick Thohir.

Simon Tahamata pun mengucapkan terima kasih atas tanggung jawab yang diberikan PSSI kepada dirinya.

Pelatih kelahiran Vught, Belanda pada 26 Mei 1956 ini pun mengaku sudah tak sabar untuk bekerja bersama Patrick Kluivert.

"Pertama, terima kasih atas semua pesan yang baik yang saya terima. Saya menantikan bekerja bersama coach Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” kata Simon Tahamata.

Penunjukkan Simon Tahamata sebagai kepala pemandu bakat mendapat respon positif dari publik sepak bola nasional.

Simon Tahamata lahir di barak Vught, salah satu kamp yang dibuka oleh pemerintah Belanda untuk menampung orang-orang Maluku yang hijrah pasca aksi Republik Maluku Selatan atau RMS.

Aroma RMS di Timnas Indonesia: Profesionalisme atau Nasionalisme [Ilustrasi Suara.com]
Aroma RMS di Timnas Indonesia: Profesionalisme atau Nasionalisme [Ilustrasi Suara.com]

"Saya lahir di barak Vught. Ketika saya 5 tahun, keluargaku pindah ke kawasan Tiel, Diderik Vijghstraat, yang waktu itu merupakan pinggiran desa," kata Simon kepada salah satu media Belanda, AD.nl pada 11 Juni 2017.

Ia melakukan debutnya untuk Belanda pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss dalam pertandingan ulang tahun FIFA ke-75 melawan Argentina.

Dari 22 penampilan bersama Belanda, dia mampu mencetak dua gol.

Sebagai pemain sayap atau winger, Simon Tahamata memulai karir sepak bolanya di klub TSV Theole pada 1967-1971, kemudian bergabung dengan tim junior Ajax, Belanda hingga 1975.

Pada musim 1975-1976, Simon masuk ke tim utama Ajax dan bermain hingga 1980.

Debutnya bersama klub saat Ajax-FC menang 7-0 dari Utrecht pada 24 Oktober 1976.

Ia tercatat memainkan total 149 pertandingan dengan mencetak 17 gol dan 33 assist.

Bersama klub Ajax, Simon bisa dikatakan sebagai puncak kariernya karena memenangkan 3 kali Liga Belanda, yakni pada 1976/1977, 1978/1979 dan 1979/1980.

Ia juga menyumbangkan satu kali Piala KNVB pada 1978/1979 dan berhasil mencapai semifinal turnamen Piala Eropa I pada 1979–1980.

Pada 14 Juli 1980 Simon Tahamata bergabung dengan Standard Liege dan memenangkan dua kali Liga Belgia (1981/1982, 1982/1983) dan 1 kali Piala Belgia (1981), kemudian mencapai final Piala Eropa II pada 1981-1982.

Simon juga mencetak 40 gol dalam 129 pertandingan di salah satu periode tersukses dalam sejarah klub. Saat di Belgia, Simon Tahamata pernah meraih Man of the Season (Belgian First Division) dan Belgian Fair Play Award.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI