Suara.com - Pelatih Caretaker Persija Jakarta, Ricky Nelson mengaku pihaknya tidak bisa menolak rencana PT Liga Indonesia Baru (LIB) memakai 11 pemain asing untuk Liga 1 musim depan.
Ricky Nelson menyebut aturan itu bisa berdampak positif tidak cuma dari bakal bertambah kuatnya tim karena kehadiran pemain impor.
PT LIB memang sedang menggodok rencana penggunaan 11 pemain asing di Liga 1 musim depan, sambil menunggu adanya persetujuan dari PSSI.

Nantinya, 11 pemain asing tersebut tidak semuanya bisa tampil sekaligus di atas lapangan karena hanya dibolehkan delapan yang bermain.
Ada peningkatan dari musim saat ini di mana bisa mendaftarkan delapan pemain, tetapi hanya enam boleh dimainkan di atas lapangan.
Salah satu alasan LIB merencanakan ini adalah agar Liga 1 bisa bersaing di level Asia, selain itu Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) juga sudah menghapuskan batasan penggunaan pemain asing.
Ricky mengaku kebijakan tersebut tidak bisa ditolak karena sebagai pelatih dan pemain hanya mengikuti aturan yang berlaku.
![Persija Jakarta mengalahkan tamunya, Bali United, dengan 3-0 pada pertandingan di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu (10/5/2025). [Instagram @persija]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/10/56591-persija-jakarta.jpg)
“Saya yakin itu kebijakan yang tidak bisa kita tolak. Kita sebagai pemain (dan pelatih) di lapangan menerima saja regulasinya,” kata Ricky di JIS, Kamis (23/5/2025).
Lebih lanjut, mantan juru formasi Persipura Jayapura itu yakin ada sisi positif dari penerapan aturan ini salah satunya fasilitas pendukung.
Baca Juga: BRI Liga 1: PSBS Biak Siap Ladeni Dewa United dengan Motivasi Berlipat
Rata-rata pemain asing yang datang pasti ingin fasilitas terbaik seperti lapangan bagus tidak jelek.
Alhasil, manajemen bakal berbenah memperbaiki berbagai fasilitas supaya pemain-pemain asing betah bersama tim.
“Tapi tentu ini ada sisi positifnya, misal terjadi seperti itu, sebelas pemain tentu pasti setiap owner nanti akan memikirkan fasilitas, kan tidak mungkin sebelas pemain datang dengan fasilitas lapangan jelek," ucapnya.

Selain itu dengan adanya penambahan ini, Ricky Nelson menilai akan ada peningkatan di pemain lokal yang bisa menimba ilmu dari hadirnya pemain asing.
Pemain-pemain lokal pastinya tidak mau kalah bersaing yang membuat posisi mereka semakin tersingkirkan.
“Pemain lokal bisa meningkat," sambung Ricky Nelson.
"Jadi kuncinya sepanjang klub sadar untuk menyediakan fasilitas yang ada mau sebelas pemain, 15 pemain, semua pemain nantinya akan saling bersaing jadi tidak ada masalah,” tutupnya.
Komentar LIB
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi memiliki rencana Liga 1 musim depan bisa mendaftarkan 11 pemain asing agar bisa bersaing di level Asia.
Namun, hal ini belum pasti karena masih harus dibicarakan terlebih dahulu karena Liga 1 2025/2025 dijadwalkan kick off pada 1 atau 2 Agustus mendatang.
Hal ini seperti diutarakan oleh Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus yang mengatakan regulasi ini masih digodok.
Nantinya, meski setiap tim bisa mendaftarkan 11 pemain, hanya boleh dimainkan delapan atau dibebaskan.
Jumlah ini mengalami peningkatan dari Liga 1 musim ini di mana setiap tim memperbolehkan memiliki delapan pemain asing, namun hanya enam pemain yang boleh dimainkan di lapangan.
Ferry mengatakan hal ini masih berbentuk proposal yang akan disahkan atau tidak oleh PSSI.
“Untuk musim depan, pemain asing yang boleh didaftarkan itu ada 11 nama dan hanya delapan pemain saja yang bermain di lapangan,” kata Ferry Paulus saat ditemui di Kantor LIB, Jakarta, Kamis (15/5/25).
“Tapi saya belum bisa memberikan jawaban pasti, karena semua keputusan ini ada di tangan PSSI,” jelas lelaki mantan Bos Persija Jakarta itu.
Ferry mengatakan sengaja mencoba aturan ini sebagaimana kebijakan AFC yang sudah menghapus batasan pemain asing.
Akan tetapi, pemain asing yang bisa didatangkan klub juga tak bisa asal-asalan karena PT LIB akan memasang kriteria tersendiri buat mereka.
“Ini juga untuk memperbaiki kualitas pemain asing, nantinya pemain tersebut harus bermain di kompetisi utama atau kasta kedua di suatu negara,” jelas Ferry.
“Tapi semua kebijakan itu nantinya PSSI yang menentukan ya,” pungkas mantan Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI tersebut.