Keputusan memanggil para pemain muda ini merupakan sinyal kuat bahwa Jepang tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk masa depan.
Apalagi sebagian besar dari mereka berasal dari J1 League, liga profesional Jepang yang dikenal sebagai salah satu liga terbaik di Asia.
Bagi Timnas Indonesia, situasi ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, Jepang tidak menurunkan skuad terbaiknya secara penuh, yang bisa membuka celah.
Namun di sisi lain, semangat dan motivasi para pemain muda Jepang untuk tampil maksimal justru bisa menjadi ancaman tersendiri.
Mereka akan berusaha keras membuktikan bahwa mereka layak masuk ke skuad utama Jepang, bersaing dengan nama-nama beken seperti Takefusa Kubo dan Wataru Endo.
Pertandingan nanti akan menjadi panggung perpaduan antara eksperimen dan kompetisi nyata.
Jepang yang sudah lolos tidak akan tampil setengah hati, sementara Indonesia dipastikan akan bermain habis-habisan demi menjaga peluang lolos ke babak selanjutnya atau setidaknya meraih poin prestisius.
Laga ini juga bisa dimanfaatkan oleh pelatih Indonesia untuk mengukur sejauh mana tim Garuda bisa bersaing dengan tim yang menerapkan sistem pembinaan pemain muda yang terstruktur seperti Jepang.
Selain itu, mengalahkan atau bahkan menahan imbang Jepang, meskipun dengan pemain muda, tetap menjadi prestasi membanggakan.
Baca Juga: Elkan Baggot: Belum Waktunya Kembali ke Timnas Indonesia
Dalam konteks lebih luas, pemanggilan pemain debutan oleh Jepang ini mencerminkan filosofi sepak bola modern yang menitikberatkan pada pembangunan jangka panjang dan pembibitan bakat muda.
Dengan memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda di ajang kompetitif, Jepang menunjukkan keseriusan dalam menjaga kualitas dan kesinambungan tim nasional mereka.
Sebaliknya, Timnas Indonesia juga bisa mengambil pelajaran penting dari pendekatan Jepang.
Mengintegrasikan pemain muda ke dalam tim senior bukan hanya tentang memberikan kesempatan, tetapi juga tentang membangun keberlanjutan prestasi di level internasional.
Kontributor : Imadudin Robani Adam