Suara.com - Kepala Pemandu Bakat atau Head of Scouting Timnas Indonesia, Simon Tahamata, langsung memamerkan kefasihannya dalam berbahasa Indonesia ketika menjalani sesi wawancara bersama awak media.
Sejak diperkenalkan sebagai Head of Scouting Timnas Indonesia, Simon Tahamata akhirnya bisa bergabung langsung dengan skuad asuhan Patrick Kluivert yang tengah menggelar sesi latihan di Jakarta jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
![Kriteria Pemain Incaran Simon Tahamata untuk Timnas Indonesia, Bukan Kaleng-kaleng! [Dok. IG Simon Tahamata]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/03/83124-simon-tahamata.jpg)
Dalam momen ini, Simon juga memberikan kesempatan kepada awak media untuk melangsungkan sesi wawancara. Di hadapan puluhan jurnalis yang meliput agenda skuad Garuda itu, Simon memamerkan kefasihannya dalam berbahasa Indonesia.
Simon memang memilih menggunakan bahasa Indonesia saat melayani wawancara awak media. Meskipun terasa agak terbata-bata, tetapi ternyata bahasa Indonesianya terhitung fasih dan kental dengan logat timur.
Di media sosial, banyak sekali video yang beredar terkait dengan momen wawancara Simon dengan para jurnalis tersebut. Sebagian besar memuji kemahiran Simon dalam menggunakan bahasa leluhurnya.
"Saya bisa kembali ke Ajax, tapi saya pilih kembali ke sini. Kami ingin bantu Indonesia, bantu anak-anak muda,” kata Simon Tahamata dengan sedikit terbata-bata saat menjawab pertanyaan awak media.

Bahasa Indonesia yang digunakan Simon memang sangat kental dengan logat Indonesia Timur. Hal ini sangat wajar mengingat legenda Ajax Amsterdam itu memiliki darah keturunan Maluku meski lahir dan dibesarkan di Belanda.
Dalam wawancara tersebut, Simon mengaku ingin membantu mengembangkan sepak bola Indonesia dengan filosofi pembinaan yang dimiliki Ajax Amsterdam. Di klub ini, Simon memang punya peran penting mengembangkan pemain muda.
Selain itu, Simon Tahamata juga menegaskan bahwa kehadirannya sebagai kepala pemandu bakat Timnas Indonesia bukan berkaitan dengan urusan politik. Namun, ia hanya ingin membantu sepak bola negara asal leluhurnya.
Baca Juga: Head to Head Timnas Indonesia vs China: Skuad Garuda Dibayangi Rekor Buruk 38 Tahun
“Kami di sini untuk membantu Indonesia menuju Piala Dunia. Ini bukan soal politik. Ini soal olahraga,” tegas Simon Tahamata.
"Saya tidak mau hanya pakai pemain luar. Saya ingin anak-anak Indonesia yang main. Ini tanah mereka," tambah sosok yang kini sudah berusia 69 tahun itu.
![Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata saat konferensi pers sebelum sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/19789-latihan-timnas-indonesia-simon-tahamata.jpg)
Sebagai informasi, nama Tahamata tersendiri merupakan salah satu marga yang identik dengan masyarakat Ambon, Maluku. Kariernya di dunia kepelatihan memang cukup menakjubkan karena punya sederet pengalaman.
Klub pertama yang menggunakan jasanya ialah Standard Liege. Di klub Liga Belgia itu, Simon bekerja selama periode 1996-2000. Setelah itu, dia pindah ke Germinal Beerschot yang juga berasal dari Belgia (2000-2004).
Baru pada tahun 2004, dia menerima tawaran untuk menangani tim junior Ajax Amsterdam. Pada periode pertama, tugasnya berlangsung hingga 2009. Dia sempat lima tahun bertugas di Arab Saudi bersama Al Ahli (2009-2014).
Setelahnya, dia kembali ke Ajax Amsterdam untuk menjadi pelatih teknik di tim junior, dari periode 2014 hingga 2024. Dari dua periode pekerjaannya di akademi Ajax inilah, lahir berbagai pemain muda yang kelak menjadi bintang.