Terakhir, Tyias Browning dibanderol Rp13,04 miliar meski musim ini lebih banyak berkutat dengan cedera dan absen panjang.
Perbandingan ini menunjukkan dominasi Indonesia dari sisi materi pemain, khususnya mereka yang bermain di Eropa.
Kehadiran pemain-pemain top Eropa membuat Timnas Indonesia lebih mentereng secara finansial maupun pengalaman.
Di sisi lain, China masih banyak mengandalkan pemain domestik dan naturalisasi yang nilainya lebih rendah.
Dengan gap sebesar itu, Timnas Indonesia di atas kertas punya keunggulan signifikan dalam duel mahal ini.
Tim Naga Loyo di Babak Kedua
China dikenal agresif di awal laga, mencetak mayoritas gol mereka di babak pertama.
Pelatih Branko Ivankovic menekankan disiplin taktik dan fleksibilitas strategi sebagai kekuatan utama.
Wang Shangyuan dan Jiang Guangtai menjadi motor permainan yang menjaga stabilitas tim.
Baca Juga: Indonesia vs Cina: Saatnya Berharap Tuah Stadion GBK Bagi Skuad Garuda
Meski begitu, China kerap melempem di babak kedua jika gagal unggul lebih dulu.
Pertahanan mereka pun cukup rentan terhadap serangan balik cepat, terutama dari sisi sayap.
Laga ini akan sangat ditentukan oleh siapa yang bisa mengontrol tempo sejak menit awal.
![Timnas Indonesia Menang 2-1, Suporter China: Supaya Uang Pajak Kami Lebih Hemat [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/04/39989-tim-nasional-china.jpg)
Timnas Indonesia perlu bertahan disiplin dari tekanan awal China dan memanfaatkan peluang serangan balik.
Dukungan penuh dari publik SUGBK bisa menjadi senjata tambahan untuk memompa semangat juang.
Tim yang lebih efektif dan disiplin dalam eksekusi strategi akan keluar sebagai pemenang dalam laga krusial ini.