Bandingkan dengan Rafael Struick yang hanya mencatatkan 239 menit di 10 pertandingan bersama Brisbane Roar di A-League Australia.
Jika digabungkan, total menit bermain keduanya hanya 366 menit, jauh di bawah Elkan Baggott yang tampil 1.441 menit untuk Blackpool di League One.
Perbandingan ini pun jadi bahan kritik keras dari pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali.
“Dia (Kluivert) awalnya datang ke Indonesia menjadi pelatih menyatakan bahwa akan memberikan kesempatan kepada pemain yang punya jam terbang,” kata Akmal dalam sebuah program televisi.
“Tapi faktanya kan, di antara sekian pemain diaspora, yang tidak dibawa kan cuma dua, (Ragnar) Oratmangoen karena sedang sakit, yang kedua adalah Elkan Baggott karena masalah teknis.”
Akmal bahkan menyebut performa pemain lokal seperti Marc Klok, Beckham Putra, dan Adam Alis lebih layak mendapat tempat karena tampil konsisten dan reguler di Liga 1.
Situasi ini menimbulkan sinyal bahwa para pemain diaspora mungkin perlu mempertimbangkan kembali Liga 1 sebagai tempat berkembang.
Apalagi, beberapa klub tanah air kini mulai membuka pintu bagi mereka.
Nathan Tjoe-A-On kabarnya masuk dalam radar Bhayangkara Presisi Lampung FC, klub promosi Liga 1 musim ini.
Baca Juga: FIFA Tetapkan Jakarta Jadi Pusat Kawasan Asia, Ini Respon Erick Thohir
Thom Haye dirumorkan menjajaki peluang dengan Persija Jakarta, sementara Rafael Struick disebut-sebut sedang dalam pembicaraan dengan Bali United.
“Jadi saya setuju bahwa pemain itu sangat penting adalah di dalam proses latihan yang dilakukan, dia harus ada pertandingan yang dia buat, yang dia berikan kepada timnya. Sehingga nanti dia akan juga bisa optimal, enggak cuma latihan aja,” tutup RD.