Apa Kasus Imran Nahumarury Hingga Dipecat dari Pelatih Malut United?

Rabu, 25 Juni 2025 | 16:45 WIB
Apa Kasus Imran Nahumarury Hingga Dipecat dari Pelatih Malut United?
Imran Nahumarury (ANTARA/ HO-PSIS Semarang)

Suara.com - Apa kasus Imran Nahumarury hingga dipecat dari kursi pelatih Malut United? Malut United menjadi sorotan publik usai mengambil langkah tegas dengan memecat dua figur penting di tubuh manajemen tim: pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena.

Keputusan ini bukan semata-mata karena alasan teknis di lapangan, tetapi lebih mengarah pada dugaan pelanggaran serius yang dinilai mengancam profesionalisme dan integritas klub.

Pemecatan ini diumumkan langsung oleh Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, dalam konferensi pers di Ternate. Menurutnya, kebijakan ini bukan tindakan gegabah, melainkan hasil dari evaluasi internal yang mendalam.

Imran Nahumarury. (Instagram/imran_nahumarury)
Imran Nahumarury. (Instagram/imran_nahumarury)

Sejumlah pelanggaran disebut telah terjadi sejak klub masih berlaga di Liga 2, dan eskalasinya terus berlanjut hingga saat ini ketika Malut United bersiap menghadapi Liga 1 musim 2025/2026.

"Tapi kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik tidak pantas yang dilakukan keduanya," kata Asghar Saleh.

Manajemen mengungkapkan temuan mengejutkan soal dugaan pemotongan gaji pemain, termasuk dugaan pengambilan fee dari pemain asing.

Beberapa nama pemain lokal bahkan mengaku sempat dimintai uang agar mendapat menit bermain. Praktik semacam ini dinilai sangat mencederai nilai-nilai fair play dan merusak kepercayaan antara pemain, pelatih, dan manajemen.

“Pemain harusnya fokus bertanding, bukan disibukkan dengan praktik yang tidak etis seperti ini,” ujar Asghar dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan bahwa klub sebenarnya telah memberikan ruang bagi kedua sosok tersebut untuk memperbaiki sikap. Bahkan, manajemen sempat menaikkan kompensasi hingga 300 persen setelah keberhasilan membawa tim promosi ke Liga 1.

Baca Juga: Dewa United ke AFC Challenge League usai Sikat PSBS Biak, Persija Tahan MU di JIS

Pelatih PSIS Semarang Imran Nahumarury (ANTARA/ HO-PSIS Semarang)
Pelatih PSIS Semarang Imran Nahumarury (ANTARA/ HO-PSIS Semarang)

Namun, tindakan profesional yang diharapkan tak kunjung datang hingga akhirnya manajemen menjatuhkan keputusan final: pemecatan.

Kini, fokus Malut United sepenuhnya dialihkan ke persiapan menyambut musim baru Liga 1 yang dijadwalkan akan dimulai awal Agustus 2025.

Tim direncanakan akan menggelar pemusatan latihan (TC) di Yogyakarta mulai 27 Juli. Program ini menjadi bagian dari pembenahan menyeluruh untuk memastikan tim benar-benar siap secara fisik dan taktik.

Asghar menyatakan bahwa proses transisi ini juga menjadi bagian dari pembersihan internal, terutama dalam memastikan bahwa manajemen dan tim pelatih berada dalam satu visi membangun klub yang profesional dan bebas dari praktik menyimpang.

Menariknya, Imran Nahumarury telah mengirimkan surat pernyataan resmi kepada manajemen, mengakui kesalahannya dan meminta maaf.

Dalam surat tersebut, ia berjanji tidak akan melakukan klarifikasi atau membela diri di media massa, serta menerima konsekuensi yang ada.

Langkah ini dianggap sebagai bentuk tanggung jawab dan telah diterima secara lapang dada oleh manajemen klub.

Sebaliknya, Yeyen Tumena hingga kini belum memberikan klarifikasi atau menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan persoalan secara internal.

Hal ini membuat manajemen membuka peluang untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum atau bahkan ke PSSI.

Asghar menegaskan bahwa tindakan ini bukan untuk menyerang personal, melainkan bagian dari komitmen menjaga nama baik klub dan dunia sepak bola Indonesia.

Menurutnya, bila integritas tidak dijaga sejak dalam tubuh manajemen sendiri, maka prestasi di lapangan hanya akan menjadi ilusi.

Langkah yang diambil Malut United menjadi preseden penting di tengah situasi sepak bola nasional yang kerap dirundung isu integritas.

Dalam beberapa tahun terakhir, praktik-praktik seperti pemotongan gaji pemain, manipulasi kontrak, hingga intervensi non-teknis telah menjadi perhatian publik.

Karena itu, keputusan Malut United membawa pesan kuat bahwa klub tidak hanya mengejar prestasi di klasemen, tetapi juga nilai-nilai etika dalam pengelolaan tim.

Dengan momentum ini, Malut United berharap bisa menjadi contoh bahwa klub profesional tak hanya dilihat dari performa tim di atas lapangan, tetapi juga dari keberanian menghadapi dan menindak kesalahan di belakang layar.

Langkah bersih-bersih manajemen ini diharapkan menjadi awal dari era baru di mana integritas menjadi fondasi utama dalam sepak bola nasional.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI