Ia mengakui bahwa Indonesia memang ingin bermain baik dan menunjukkan kualitas, namun kenyataannya skuad Garuda masih belum cukup mampu untuk melawan tim dengan level seperti Jepang.
“Kami ingin menunjukkan kemampuan dan bermain bagus, tapi kami tidak cukup melakukannya,” lanjut Haye dalam nada realistis.
Ungkapan tersebut mencerminkan kejujuran dan evaluasi mendalam dari dalam tim, bukan hanya sekadar menyalahkan faktor eksternal atau keberuntungan.
Meski mengalami kekalahan memalukan, Timnas Indonesia tetap lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Hal ini tak lepas dari kemenangan dramatis atas China di laga sebelumnya. Thom Haye pun tetap bersyukur atas pencapaian tersebut.
“Itu hasil yang bagus bisa lolos ke putaran empat kualifikasi,” ujarnya singkat.
Namun perjuangan belum usai. Di putaran keempat yang akan digelar mulai Oktober 2025, Indonesia akan menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Arab Saudi, Qatar, dan Irak.
Jika ingin bersaing dan tak kembali jadi bulan-bulanan, skuad Garuda perlu pembenahan besar-besaran, baik dari sisi taktik, fisik, maupun mental bertanding.
Kekalahan dari Jepang seharusnya tidak menjadi alasan untuk patah semangat, tapi dijadikan cermin untuk mempercepat perkembangan sepak bola nasional.
Baca Juga: Piala Asia U-23: Menanti Debut Gerald Vanenburg, Saatnya Buktikan Kapasitas
Evaluasi menyeluruh terhadap strategi, kualitas pemain, serta pembinaan jangka panjang harus segera dilakukan.
Jepang, sebagai lawan yang terlalu kuat, menjadi tolok ukur yang jelas tentang seberapa jauh Indonesia harus melangkah.
Perbedaan kualitas ini tidak bisa diatasi dengan solusi instan, melainkan melalui proses panjang dan konsisten.
Kontributor : Imadudin Robani Adam