Suara.com - Libur tengah tahun menjadi momen berharga bagi para pemain diaspora Timnas Indonesia untuk rehat sejenak dari ketatnya jadwal pertandingan. Di balik sorotan lapangan, ada sisi humanis yang menarik untuk disimak: bagaimana para pahlawan lapangan hijau ini menghabiskan waktu senggang mereka.
Dari pulang kampung, menghadiri pesta pernikahan, hingga menjaga kebugaran lewat sesi latihan mandiri, semuanya mencerminkan ragam kepribadian dan cara menjaga performa.
Salah satu sosok yang mencuri perhatian adalah Emil Audero Mulyadi.

Penjaga gawang Timnas Indonesia yang kini memperkuat Como dan sempat dipinjamkan ke Palermo ini memilih kembali ke tanah kelahirannya di Pulau Lombok.
Kota Mataram menjadi tujuan utama Emil dan pasangan untuk melepas rindu akan kampung halaman.
Melalui akun media sosialnya, Emil memperlihatkan aktivitas liburannya seperti bermain sepak bola di lapangan pasir dan menikmati suasana santai di tepi pantai Lombok yang eksotis.
Berbeda dengan Emil, Justin Hubner tampaknya menjadikan Bali sebagai tempat healing sekaligus usaha.
Bersama pasangannya, aktris Jennifer Coppen, Justin menikmati waktu luang di pulau dewata.
Selain bersantai, ia juga memanfaatkan platform TikTok untuk melakukan siaran langsung guna mempromosikan bisnis parfum miliknya, menunjukkan bahwa pemain muda ini tak hanya fokus di lapangan, tapi juga piawai dalam dunia usaha.
Baca Juga: Malaysia Dapat Keamanan Maksimal Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-23, Kenapa?
Sementara itu, Jay Idzes—kapten tangguh Timnas Indonesia—terlihat mengunjungi Dubrovnik, Kroasia.
Di sana, ia hadir dalam sebuah pernikahan yang digelar dengan latar pemandangan laut yang menawan.
Tak berhenti di situ, Idzes juga menunjukkan dukungannya pada rekan satu tim, Beckham Putra.
Ia membagikan momen Beckham yang tengah berlatih mengenakan jersey Venezia dengan namanya sendiri di bagian belakang, sebagai simbol solidaritas dan kebanggaan.
Gaya liburan para pemain diaspora tak melulu soal relaksasi. Ole Romeny, contohnya, menjadikan Sisilia sebagai destinasi liburannya.
Pulau di selatan Italia ini terkenal lewat film legendaris The Godfather.
Dengan lanskap khas yang memikat dan sejarah mafia yang kental, Sisilia seolah menjadi destinasi yang kontras dengan kehidupan seorang atlet profesional—tapi justru menambah warna pada cerita liburan mereka.
Tak kalah menarik, dua pemain muda Timnas, Marselino Ferdinan dan Ronaldo Kwateh, juga ikut mencuri perhatian.
Keduanya yang sudah lama bersahabat sejak bermain di kelompok umur Timnas, memilih pantai sebagai tempat bersantai dan mempererat persahabatan mereka.
Kebersamaan ini menjadi pengingat akan pentingnya koneksi personal di balik kerasnya dunia sepak bola.
Namun, di antara momen liburan penuh kesenangan, beberapa pemain tetap menjaga komitmen mereka pada kebugaran.
Shayne Pattynama, misalnya, memilih fokus pada pemulihan cedera yang dideritanya.
Ia terlihat mengunjungi fisioterapis di Amsterdam untuk menjalani sesi terapi demi mempercepat proses penyembuhan.
Komitmennya menunjukkan bahwa liburan bukan berarti lengah menjaga kondisi fisik, terlebih saat harus kembali memperkuat tim nasional.
Pemain lain yang juga terlihat berlatih mandiri adalah Ivar Jenner dan Rafael Struick.
Meski musim ini menit bermain mereka berkurang, semangat untuk terus mengasah kemampuan tak pernah surut.
Liburan mereka justru diisi dengan latihan yang membangun kebugaran dan kemampuan teknis agar tetap siap saat dipanggil membela Merah Putih.
Fenomena ini menunjukkan bahwa pemain diaspora Timnas Indonesia tak hanya hadir sebagai pesepak bola andal di lapangan, tapi juga individu yang pandai mengelola waktu dan tanggung jawab.
Mereka tetap terhubung dengan akar budaya, menjalani kehidupan personal yang sehat, serta menjaga kualitas fisik di sela waktu luang.
Fenomena ini juga menjadi inspirasi bagi para penggemar sepak bola Tanah Air, bahwa menjadi atlet profesional bukan hanya soal tampil gemilang saat pertandingan, tapi juga konsistensi dalam membentuk karakter dan profesionalisme di luar lapangan.
Dengan padatnya jadwal internasional dan persaingan antarnegara di kualifikasi maupun turnamen besar mendatang, kesiapan mental dan fisik para pemain diaspora akan menjadi aset penting bagi keberhasilan skuad Garuda ke depannya.
Liburan boleh jadi ajang istirahat, tapi bagi para pemain ini, itu juga waktu emas untuk memperkuat motivasi dan koneksi pribadi.