Suara.com - Pendukung Timnas Indonesia dihebohkan dengan kabar Rafael Struick yang bergabung dengan klub milik pemain keturunan lainnya Mauro Zijlstra, yakni FC Volendam.
Kabar kepindahan ini disampaikan oleh akun Instagram @laode_football, dengan mengutip cuitan dari akun X bernama @balb_f1.
Dalam unggahannya tersebut, @laode_football menyebut jika Rafael Struick tengah dirumorkan ke FC Volendam yang baru promosi ke Eredivisie musim 2025-2026.
“BREAKING NEWS! Rafael struick di rumor kan ke klub Eredivisie kasta tertinggi liga Belanda yaitu FC Volendam,” tulis @laode_football.
Adanya laporan ini membuat pendukung Timnas Indonesia ramai-ramai berdiskusi apakah Struick cocok atau tidak bermain bagi FC Volendam.
Mayoritas mendukung kebenaran kabar ini dan merasa penyerang berusia 22 tahun itu lebih baik kembali bermain di Eropa.
Sayangnya, kabar ini ternyata adalah fiksi belaka. Setelah ditelusuri, cuitan @balb_f1 yang jadi sumber @laode_football ternyata tengah bercerita soal gim Football Manager.
Jika dilihat lebih jauh, cuitan @balb_f1 hanya menceritakan perjalanannya memainkan gim Football Manager dengan menggunakan Volendam sebagai klub.
Nah dari sekian banyak pemain yang diburu di Football Manager, Struick menjadi salah satu pemain yang diboyongnya ke Volendam.
Baca Juga: Gelandang Serang Bayern Munich Konfirmasi Status Darah Keturunan Indonesia, Siap untuk Ronde 4?
Terlebih dalam cuitannya, akun @balb_f1 menyebut Struick masih berusia 20 tahun dan bergabung dengan FC Volendam dengan status pinjaman dari ADO Den Haag.
Padahal faktanya, Rafael Struick telah berusia 22 tahun dan kini tak lagi memiliki ikatan dengan ADO Den Haag usai dilepas secara permanen ke Brisbane Roar pada musim panas 2024.
Terlepas dari kabar yang ternyata hanya fiksi belaka itu, hingga kini belum diketahui ke mana Struick akan melanjutkan kariernya pasca-dilepas oleh Brisbane Roar.
Penyerang keturunan Semarang ini sejatinya masih berhasrat bermain di lingkungan Eropa, mengingat usianya yang masih muda.
“Tentu saya terbuka kembali ke Eropa,” kata Struick kepada Omroep West.
Namun dengan catatannya di Brisbane Roar yang hanya mencetak satu gol dari 10 laga dan jarang bermain itu membuat banyak klub Eropa diyakini berpikir dua kali untuk merekrutnya.