Suara.com - Persebaya Surabaya membuat gebrakan menjelang bergulirnya musim baru BRI Liga 1 2025/2026. Salah satu langkah paling mencuri perhatian adalah perombakan dalam jajaran tim pelatih yang dilakukan oleh manajemen klub.
Dalam persiapan intensif menghadapi musim baru, Persebaya secara resmi menghadirkan sosok baru yang memiliki latar belakang menarik, yakni Shin Sang-gyu, mantan asisten pelatih fisik Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Kehadiran Shin Sang-gyu membawa semangat dan metode baru dalam latihan fisik skuad Bajul Ijo. Pria asal Korea Selatan ini tidak asing dengan atmosfer sepak bola Indonesia.
Pengalamannya sebagai bagian dari tim kepelatihan Timnas Indonesia bersama Shin Tae-yong membuatnya sangat memahami karakteristik fisik pemain lokal, termasuk apa saja yang harus ditingkatkan agar mampu bersaing di level tertinggi.
Sejak memimpin sesi latihan bersama Persebaya, Shin Sang-gyu langsung tancap gas. Ia memperkenalkan metode latihan fisik yang intensif, terstruktur, dan penuh perhitungan.
Tidak heran, para pemain Persebaya dibuat pontang-panting dalam latihan.
Dalam beberapa dokumentasi yang beredar, tampak para pemain terkulai lemas, bahkan ada yang sampai bersujud di lapangan, seolah meminta ampun karena begitu beratnya program latihan yang dijalankan.
"Sebagai pemain profesional, kita harus mengukur sejauh mana tingkat kebugaran seluruh pemain dengan detail. Tidak hanya masa otot dan body fat, kami juga harus mengukur keseimbangan cairan tubuh pemain," ujar Shin Sang-gyu.
Menurutnya, program latihan fisik tak bisa dilakukan secara sembarangan.
Baca Juga: 3 Alasan ASEAN Club Champhionship Tak Penting untuk Klub Indonesia, Poin Tak Diakui AFC?
Ia dan tim pelatih melakukan pengukuran secara menyeluruh terhadap aspek kebugaran pemain, mulai dari massa otot, kadar lemak tubuh (body fat), hingga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Semua itu dilakukan bukan hanya untuk dokumentasi, tapi menjadi dasar dalam penyusunan program latihan mandiri bagi tiap pemain.
"Pengukuran dilakukan rutin setiap dua pekan. Dengan begitu, kami bisa memastikan bahwa para pemain benar-benar dalam kondisi ideal saat kompetisi resmi dimulai nanti," lanjutnya.
Shin juga mengungkapkan bahwa masih ada sejumlah pemain Persebaya yang menganggap enteng persoalan kadar lemak tubuh. Padahal, menurutnya, body fat adalah salah satu indikator penting dalam performa fisik. Kadar lemak berlebih dapat mengganggu kecepatan, kelincahan, dan daya tahan pemain di atas lapangan.
"Hal ini kami ukur setiap dua pekan sekali, untuk memastikan pemain dalam kondisi ideal saat Liga 1 2025-2026 dimulai nanti," kata Shin Sang-gyu.
"Dengan data ini, kami bisa menyusun latihan mandiri untuk masing-masing pemain di luar sesi latihan bersama. Masih ada yang menganggap sepele soal kadar lemak, padahal ini sangat berpengaruh terhadap performa di lapangan," tuturnya menambahkan.