
Jika para pemain diaspora ini tak mau membela negara leluhurnya, maka kedua tim nasional itu akan mengalami kemunduran.
Pasalnya tak ada lagi para pemain lokal yang bisa dipromosikan ke tim nasional karena kedua negara terlalu fokus dengan naturalisasi dan melupakan program pemain muda.
“Pemain naturalisasi tak akan datang lagi karena tak ada yang membiayai, sedangkan pemain lokal tak punya penerus, lalu ke mana arah masa depan sepak bola,” kritik Duong.
Ramalan dari Duong ini bisa saja terjadi, khususnya untuk Indonesia. Apalagi dengan adanya kebijakan baru dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
PT LIB selaku operator kompetisi sepak bola Tanah Air baru-baru ini mengizinkan setiap klub memiliki 11 pemain asing di skuadnya.
Hal ini dinilai sebagai keputusan yang gegabah dan bisa saja menutup wadah bagi pemain lokal untuk bermain di level teratas.
Andai nantinya para pemain diaspora tak lagi mau dinaturalisasi dan pemain lokal Tanah Air tak bisa tampil di level teratas, maka Timnas Indonesia bisa saja mengalami kemunduran atau kemerosotan.
(Felix Indra Jaya)
Baca Juga: Pemain Keturunan Rp 31,29 Miliar Tolak Keluar: Saya Tidak Perlu Pergi